Aqidah Ahlak ( 10 )
Pahala dan Dosa.
1. Pahala dan Dosa termasuk Ghaib.
IBADAH (6)
Ahli Waris.
Ahli waris adalah semua orang yang karena telah ditetapkan dalam nash berhak mendapatkan harta warisan. Ahli waris belum bisa mendapatkan bagian dari harta yang ditinggalkan mayit sebelum memperhatikan beberapa hak yang berhubungan dengan harta warisan, sebab ada kemungkinan si mayit waktu hidupnya masih menanggung hutang kepada pihak tertentu atau wasiat. Hak-hak yang harus diselesaikan sebelum harta warisan dibagi antara lain:
1. Hak yang menyangkut kepada kepentingan mayit sendiri.
Apabila mayit meninggakan harta warisan, maka segala biaya yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan kepentingan mayit dari sejak dimandikan sampai penguburan diambilkan dari sebagian harta tersebut. Sedangkan iaya tambahan lainya, seperti selamatan pada hari-hari tertentu tidak boleh diambilkan dari harta peninggalan. Sebab amalan tersebut tidak disyariatkan oleh islam dan harus ditinggalkan.
2. Hak yang menyangkut hutang si mayit ketika masih hidup.
Apabila mayit meninggalkan hutang kepada pihak lain hendaklah harta warisan yang belum dibagi supaya diambil sebagian guna membayar hutang.
3. Hak yang menyangkut wasiat.
Pesan atau wasiat yang ditinggalkan mayit yang berisi perintah agar sebagian hartanya diberikan kepada seseorang atau suatu badan agr dilaksanakan sebelum hata dibagi kepada ahli waris.
TARIH ISLAM ( 8 )
Sekitar Awal Kedatangan dan Penyebaran Islam di Indonesia
Ada pendapat yang menyatakan, bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13, ada juga yang menyatakan abad ke -7.Ada pendapat yang mengatakan Islam di Indonesia datang dari anak benua India,tetapi ada yang berpendapat Islam datang langsung dari Timur Tengah.Masih banyak lagi seluk-beluk persoalan yang belum tuntas berkaitan dengan pembicaraan proses Islamisasi atau masuknya Islam di Indonesia.
Persoalan seputar Islamisasi di Indonesia,tampaknya merupakan masalah yang belum selesai diperbincangkan.Apabila disimak baik-baik, masalah yang masih terus menjadi perdebatan menurut Azyumardi Azra, ada tiga hal pokok.Tiga hal pokok yang dimaksud adalah melputi :
1. Soal tempat asal kedatangan Islam.
2. Soal kapan waktu kedatangan Islam.
3. Soal siapa para pembawa atau penyebarnya.
A.Berbagai teori /pendapat tentang kedatangan Islam di Indonesia.
Sejarah Islam pada masa awal di Asia Tenggara-termasuk Indonesia (Nusantara) ternyata luar biasa galau dan rumit.Kegalauan dan kerumitan tersebut bukan karena karakter dari Islam itu sendiri.Akan tetapi, hal tersebut disebabkan oleh minimnya kajian sejarah yang dapat merumuskan jejak-jejak historis yang dapat dijadikan pegangan.Demikian yang dikatakan Azyumardi Azra dalam pengantar buku “Perspektif Islam di Asia Tenggara. Paling tidak, kata Azyumardi Azra terdapat tiga teori besar tentang Islamisasi
Indonesia yang bisa dikedepankan.Masing-masing dari teori tersebut adalah :
1. Teori yang menyatakan kedatangan Islam di Indonesia langsung dari Arabia.
2. Teori yang menyatakan bahwa Islam di Indonesia datang dari anak benua India/Gujarat.
3. Teori yang menyatakan Islam di Indonesia berasal dari Benggali (sekarang Banglades).
1.Teori yang menyatakan Kedatangan Islam di Indonesia (Nusantara) langsung dari Arabia (Hadramaut).
Diantara tokok-tokoh yang mengemukakan teori ini adalah Crawfurd (1820),Keyzer (1859),Nieman (1861),de Hollander (1861) dan Vert (1878).Adapun tokoh-tokoh sejarawan Asia Tenggara (termasuk Indonesia) yang mendukung teori ini adalah Hamka,A.Hasymi,Uka Tjandrasasmita dan Sayed Muhammad Naquib Al Attas.
Kapan waktu kedatangan Islam di Indonesia pertama ? Berbagai seminar untuk mencari jawaban atas pertanyaan ini beberapa kali diselenggarakan.Misalnya, seminar di Medan tanggal 17-20 Maret 1969.,seminar di aceh tanggal 10-16 Juli 1978,serta 25-30 September 1980.Diantara kesimpulan dari seminar seminar tersebut menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7.Masih menurut hasil seminar itu,Islam masuk ke Indonesia juga langsung dari Arabia (bukan India). Tentang bukti-bukti yang dapat menjadi penguat pendapat ini diantaranya adalah laporan dari agamawan sekaligus pengembara asal Cina bernama I-tsing.
I-tsing melaporkan bahwa pada tahun 51 H/671 M,dirinya menumpang kapal Arab atau Persia untuk berlayar dari Kanton serta berlabuh dipelabuhan muara sungai Boga (disebut juga Sribhoga atau Sribuza) yaitu sungai Musi sekarang.Banyak sarjana yang mengidentifikasi bahwa Sribuza adalah Palembang yang pada waktu itu sebagai ibu kota kerajaan Budha Sriwijaya.Jumlah kapalnya 35 kapal ( menurut Yuanthcao).
Menurut I-tsing, Sriwijaya merupakan pusat terkemuka keilmuan Budha di Nusantara.Meskipun demikian,Sriwijaya pada waktu itu memiliki watak kosmopolitan (kota yang para penduduknya dari berbagai bangsa).Watak kosmopolitan inilah yang memungkinkan masuknya berbagai ajaran/pengaruh (Agama) lain termasuk dalam hal ini Islam. Watak yang kosmopolitan ini pula yang memungkinkan para pengungsi muslim dari Arab atau Persia (waktu iti terusir di Kanton) masuk ataupun mencari pelindungan di Palembang.
2. Teori yang menyatakan bahwa Islam di Nusantara berasal dari anak benua India (Gujarat).
AL QUR'AN dan HADITS ( 10 )
MERAIH CINTA ALLOH DENGAN BERSUNGGUH SUNGGUH DALAM BEKERJA
1. Etos Kerja dalam Perspektif Islam
a. Pengertian Etos Kerja
Ethos berasal dari bahasa Yunani yang berarti sikap, kepribadian, watak, karakter serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Ethos dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh, budaya serta sistem nilai yang diyakininya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etos adalah pandangan hidup yangg khas dari suatu golongan sosial. Jadi, pengertian Etos Kerja adalah semangat kerja yg menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok.
Islam dapat dilakukan pendekatan dari dua sisi, pertama adalah sisi ajaran wahyu dan kedua dari sisi sejarah. Dari sisi ajaran wahyu yaitu al-Qur'an, sebagai wahyu Tuhan yang diamanahkan kepada Nabi Muhammad s.a.w, memiliki karakter mutlak, tunggal dan tetap sampai akhir zaman. Sedangkan Islam dari segi sejarah adalah praktek keberhidupan di muka bumi ini dalam realitas sosial, ekonomi, politik, budaya dan lainnya.
Tidak ada lain bagi kaum beriman kecuali harus mengkaji pandangan Islam tentang etos kerja. Meski makhluk hidup di bumi sudah mendapat jaminan rezeki dari Allah, namun kemalasan tidak punya tempat dalam Islam. Fatalisme atau paham nasib tidak dikenal dalam Islam. Firman Allah, "...maka carilah rezeki di sisi Allah, kemudian beribadah dan bersyukurlah kepada Allah. Hanya kepada Allah kamu akan dikembalikan" (Qs Al-Ankabut: 17).
2. Etos Kerja dalam sudut Pandang Islam.
Manusia sebagai makhluk Alloh yang memiliki kebutuhan dalam keberlangsungan hidupnya, sudah seyogyanya manusia harus berusaha untuk memenuhi kebutuhannya tersebut dengan bekerja. Seorang muslim cara pandang bahwa kehidupan dunia itu selalu dilihat dari dua sudut pandang, duniawi dan ukhrowi. Begitu juga dalam hal memenuhi kebutuhan hidup atau bekerja, tidak semata hanya berorientasi pada duniawi saja, melainkan harus melihat dari sudut ukhrowi.
Q. S At Taubah : 105.
وَقُلِ ٱعْمَلُوا۟ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُۥ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Arab-Latin: Wa quli'malụ fa sayarallāhu 'amalakum wa rasụluhụ wal-mu`minụn, wa saturaddụna ilā 'ālimil-gaibi wasy-syahādati fa yunabbi`ukum bimā kuntum ta'malụn
Terjemah Arti: Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar