Senin, 08 Maret 2021

MATERI: IBADAH (10)

 C. Imam Malik Bin Anas

Imam Malik bin Anas adalah pendiri madzab Maliki, yang dilahirkan diMadinah, 93 H. Beliau berasal dari Kabilah Yammiah. Sejak kecil beliau sangatlah rajin untuk mengikuti majlis-majlis ilmu pengetahuan, sehingga beliau telah menghafal Al-Quran sejak kecil. Disamping itu, beliau belajar dari Ribiah, ulama yang sangatlah terkenal pada masa itu. Selain itu, beliau juga memperdalam hadist kepada Ibn. Syihab dan mempelajari ilmu fiqih dari para sahabat. Setelah mencapai tingkat tinngi dalam bidang ilmu hadist dan fiqih, beliau memulai untuk mengajar kepada orang yang membutuhkan. Beliau dikenal sebagai ulama yang sangat berhati-hati dalam menyampaikan fatwa, sehingga beliau selalu menemiti hadist-hadist Rasulullah saw dan bermusyawarah dengan ulama lain. Diriwatnyakan, bahwa Imam Malik memiliki 70 orang untuk bermusyawarah untuk mengeluarkan suatu fatwa. Imam Maliki adalah ulama yang sangat terkemuka, terutama dalam ilmu hadist dan fiqih dan beliau telah menulis kitab Al-Muwaththa' yang merupakan kitab hadist dan fiqih. Imam Malik meninggal dunia pada usia 86 tahun pada tahun 179 H. 

D. Iman Syafi'i

Imam syafi'i (Muhammadbin Idris al-Syafi'i al-Quraisyi) adalah pendiri madzab Syafi'i. Beliau dilahirkan di Ghazzah tahun 150 H, bertepatan dengan wafatnya Abu Hanifah. Beliau dilahirkan dalam keadaan Yatim dan dari keluarga yang miskin, tidak menjadikan beliau merasa rendah diri dan malas belajar. Imam Syafi'i sudah menghafal Al-Quran diusia 7 tahun dan beliau sudah menunjukkan kecerdasaannya dalam berdiskusi. Beliau belajar kepada Imam Malik yang dikenal sebagai Madzhabul hadist. Kemudian, belaiau melanjutkan untuk belajar dari ulama Irak yang dikenal sebagai madzhabul qiyas. Beliau memiliki keinginan untuk menyatukan madzab terpadu yaitu madzab hadist dan madzab qiyas. Beliau wafat di Mesir pada tahun 204 H, setelah menyebarkan ilmu dan memberikan manfaat ilmu kepada banyak orang. Adapun pokok-pokok fiqih Imam Syafi'i antara lain:

a. Al-Quran dan al-Sunnah

b. Al-Ijma

c. Pendapat sahabat yang tidak ada yang menentangnya

d. Ikhtilaf sahabat Nabi

e. Qiyas

E. Imam Ahmad Hanbali

Imam Ahmad Hanbali adalah Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal Al-Syaibani. Beliau dilahirkan di Baghdad pada bulan Rabiul Awal tahun 164 H/ 780M. Ahmad Hanbali dilahirkan dalam keadaan yatim, karena ayahnya meninggal ketika beliau masih bayi. Beliau memulai dengan belajar mengahafal Al-Quran, kemudian belajar bahasa Arab, Hadist, sejarah Nabi dan sahabat serta para tabi'in. Imam Ahmad Hanbali banyak mempelajari dan meriwayatkan hadist dan mengambil hadist shahih.

Imam Ahmad Hanbali wafat di Bagdad pada usia 77 tahun pada tahun 241 H/ 855H pada masa pemerintahan Khalifah Al-Watiq. Sepeninggalan beliau, beliau menjadi salah satu madzab yang memiliki jumlah peganut banyak dan jarannya berkembang luas.

Adapun pokok-pokok fiqih madzab Hanbali, antara lain:

a. Al-Nushush

b. Fatwa sahabat

c. Ikhtilaf sahabat

d. Hadist mursal dan dha'if

e. Qiyas

F. Ikhtilaf dalam Islam 

1. Latar Belakang Ikhitilaf

Ikhtilaf adalah perbedaan pendapat diantara ahli hukum islam (fuqaha) dalam menetapkan sebagian hukum islam yang bersifat furu'iyyah (cabang), bukan pada masalah hukum islam yang bersifat ushuliyyah (pokok-pokok hukum islam) yang disebabkan karena perbedaan pemahaman atau perbedaan metode dalam menetapkan suatu masalah dan lain-lain.

2. Sebab-sebab terjadinya Ikhtilaf

Sebabnya diantara lain adalah karena kedudukan suatu hadits, perbedaan penggunaan sumber hukum, perbedaan pemahaman.

3. Hikmah adanya Ikhtilaf, dapat memperluas bidang pengetahuan tentang Islam, menumbuhkan sikap saling menghargai.

Dalam menetapkan suatu masalah hukum syara', Muhammadiyah tidak mengikatkan diri dengan salah satu Madzhab tertentu, tetapi Muhammadiyah melakukan ijtihad jama'i dengan manhaj tarjih yang dilakukan oleh Majlis Tarjih.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar