D. Hasil Pembaharuan Pemikiran Islam di Indonesia Abad ke XX-XXI
1. Hasil Pemikiran Syekh Abdullah Muhammad
a. Mendirikan Sekolah Modern dengan mengadopsi sistem sekolah Belanda pada tahun 1907 M.
Salah satu ide pembaharuan pendidikan yang dibawa oleh Abdullah Ahmad adalah bidang kelembagaan atau institusi pendidikan. Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa Abdullah mendirikan Sekolah Adabiyah. Untuk mendirikan sekolah ini ia menghubungi beberapa orang yang memiliki pendidikan guru dan juga menghubungi dari kalangan ulama.
Untuk mendukung kegiatan lembaga ini, Abdullah merekrut para pegawai yang berjiwa kebangsaan, yaitu mereka yang memiliki legalitas terhadap pemerintah Belanda dengan tujuan untuk menghilangkan kecurigaan pemerintah Belanda.
Pada tahun 1915 corak pendidikan Adabiyah diubah menjadi Holands Maleische School (HMS) atau Hollands Inlandsch School (HIS), yaitu tingkat pendidikan setaraf dengan Sekolah Dasar (SD) seperti yang ada sekarang. Di Adabiyah School diajarkan pelajaran agama dan Al-Qur’an sebagai mata pelajaran wajib, juga diajarkan pengetahuan umum.
Dengan adanya perubahan tersebut, Adabiyah School mendapatkan subsidi dari pemerintah kolonial, yaitu berupa dana dan tenaga guru. Pada perkembangan selanjutnya, jenjang pendidikan sekolah ini bertambah dengan berdirinya Taman Kanak-kanak (TK), SD, SMP, dan SMA bahkan ada pula Sekolah Tinggi Administrasi Islam (STAI) serta laboratorium komputer.
Kemodernan Lembaga pendidikan Adabiyah ditandai oleh adanya sikap keterbukaan kepada para siswa yang berasal dari berbagai golongan untuk belajar di Adabiyah ini tapi dengan syarat beragama Islam dan dipilihnya guru-guru yang berbobot, setara dengan guru yang mengajar di sekolah Belanda.
b. Pembaharuan Metode Pengajaran
Metode debating club adalah metode yang diterapkan oleh Abdullah Ahmad atau yang dikenal dengan nama metode diskusi merupakan metode yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada murid untuk bertanya dan berdialog secara terbuka tentang berbagai hal. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengubah cara lama yang menempatkan para siswa secara pasif dan kurang diberikan kebebasan, sementara waktu dipergunakan lebih banyak oleh guru.
Selain itu, Abdullah Ahmad mengajukan metode pemberian hadiah dan hukuman sebagaimana yang berkembang saat ini. Menurutnya, bahwa pujian perlu diberikan guru bila anak didiknya memiliki akhlak yang mulia dan jika perlu diberikan hadiah. Bersamaan dengan itu, hukuman juga perlu diberikan jika anak didik bersikap sebaliknya. Namun hukuman ini tidak perlu diberikan secara kasar, karena hukuman semacam ini dapat menghilangkan keberanian yang ada pada diri anak.
Metode lainnya yang perlu diterapkan menurut Abdullah adalah metode bermain dan rekreasi. Menurutnya bahwa anak-anak perlu diberi waktu untuk bermain dan bersenang-senang serta beristirahat dalam proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Karena jika tidak ada waktu beristirahat, dapat merusak prilaku anak yang semula baik, karena bosan dengan kegiatan yang banyak menguras daya pikirnya. Akibat lainnya, hatinya akan mati, pemahamannya terhadap bahan pelajaran yang diberikan akan tumpul serta cahaya akalnya akan padam.
c. Pembaharuan Pendidikan
Rencana pelajaran yang dalam bahasa sekarang disebut kurikulum dijadikan sebagai kerangka kerja sistematis dalam suatu kegiatan pengajaran modern.
Pada lembaga pendidikan tradisional kurikulum tidak disusun secara tersendiri, melainkan dengan cara mengajarkan kitab-kitab yang diajarkan oleh kyai kepada para santrinya.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumya, bahwa sekolah Adabiyah bercorak agama dengan sistim modern. Dari kurikulum yang diterapkan oleh Abdullah adalah konsep kurikulum pendidikan Integrated (Integrated Curriculum of Education), yaitu terpadunya antara pengetahuan umum dengan pengetahuan agama serta bahasa dalam program pendidikan.
2. Hasil Pemikiran Syekh Jamil Jambek
a. Tabligh didepan umum
b. Mengganti bahasa Arab dengan bahasa Melayu
c. Mengganti tradisi membaca kitab menjadi pembahasan masalah kehidupan sehari-hari.
d. Menentang Tarekat.
e. Bapak Ilmu Falak
3. Hasil Pemikiran Abdul Karim Amrullah
a. Kurikulum Pendidikan.
Haji Rasul mengubah kurikulum pendidikan Islam yang tradisional menjadi modern, yakni dengan memasukan ilmu umum dalam kurikulum pendidikan Islam. Ilmu bahasa dan agama yang dimasukan dalam kurikulum pendidikan Islam meliputi Nahwu,Sharaf,tafsir,tauhid,hadits,musthalah hadits, mantiq, ma'ani, bayani, badi', dan ushul fiqh. dan membagi kurikulum berdasarkan tingkat atau kelas.
b. Sistem Metode pembelajaran
Sistem yang dikembangkan adalah sistem klasikal. sedangkan metode yang dikembangkan adalah diskuksi, tanya jawab, dan hafalan. dalam pandangan haji Rasul diskusi dapat merangsang murid-murid menjadi pribadi yang kritis, berpikiran bebas, dan menimbulkan semangat untuk menggali ilmu, serta mengupas persoalan agama lebih mendalam.
c. Organisasi Murid
Haji rasul menjelaskan bahwa organisasi sangat penting bagi murid
d. Kitab pegangan guru dan murid (rujukan). Pembaharuan pada aspek inin merupakan imbas dari pembaharuan kurikulum. Logikanya, bila kurikulum dirombak total, otomatis kitab pegangan guru dan murid pun berubah, karena menyesuaikan kurikulum. Pembaharuan ini dikerjakan pada tahun 1920M.
4. Hasil Pemikiran Ahmad Dahlan
Ahmad Dahlan merupakan tokoh pembaharu islam yang sangat getol mengkampanyekan pembaharuan di bidang pendidikan Islam, meliputi beberapa aspek; seperti tujuan pendidikan, materi dan model pengajaran.
Tujuan daari Pendidikan Islam adalah membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur, alim dalam agama, memiliki pandangan yang luas, dan paham tentang masalah ilmu keduniaan.
Ide pembaharuan Ahmad Dahlan tentangb metode pengajaran dalam dunia pendidikan merupakan metode sintetis antara pendidikan modern Barat dengan metode tradisional pesantren. Dengan pertautan antara dua jenis pendidikan tersebut, diharapkan lahir metode pendidikan yang tepat menjawab tunturtan zaman. Sehingga, pendidikan Islam tidak hanya mencetak manusia manusia alim dari segia agama, tetapi alim juga dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Amien Rais
6. Hasil Pemikiran Nurcholis Madjid
Cak Nur dianggap sebagai salah satu tokoh pembaruan pemikiran dan gerakan Islam di Indonesia.Cak Nur dikenal dengan konsep pluralismenya yang mengakomodasi keberagaman/ke-bhinneka-an keyakinan di Indonesia. Menurut Cak Nur, keyakinan adalah hak primordial setiap manusia dan keyakinan meyakini keberadaan Tuhan adalah keyakinan yang mendasar. Cak Nur mendukung konsep kebebasan dalam beragama, namun bebas dalam konsep Cak Nur tersebut dimaksudkan sebagai kebebasan dalam menjalankan agama tertentu yang disertai dengan tanggung jawab penuh atas apa yang dipilih. Cak Nur meyakini bahwa manusia sebagai individu yang paripurna, ketika menghadap Tuhan di kehidupan yang akan datang akan bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan, dan kebebasan dalam memilih adalah konsep yang logis.
Sebagai tokoh pembaruan dan cendikiawan Muslim Indonesia, seperti halnya K.H Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Cak Nur sering mengutarakan gagasan-gagasan yang dianggap kontroversial terutama gagasan mengenai pembaruan Islam di Indonesia. Pemikirannya dianggap sebagai mendorong pluralisme dan keterbukaan mengenai ajaran Islam di Indonesia, terutama setelah berkiprah dalam Yayasan Paramadina dalam mengembangkan ajaran Islam.
7. Hasil Pemikiran Abdurrahman Wahid
Sosok Abdurrahman Wahid merupakan sosok yang unik dan pemikirannya tergolong tipikal. Bagi kebanyakan orang, beliau dikategorikan sebagai cendikiawan inovatif yang melahirkan banyak karya intelektual, diantaranya pemikiran mengenai tentang agama. pertama, pengertian agama menurutnya mengarahkan kepada konsep kontrak sosial dalam kehidupan masyarakat agar mampu membangun kehidupan yang lebih baik. Kedua, makna agama berfungsi sebagai panduan dan solusi untuk setiap masalah yang tumbuh di tengah kehidupan manusia. Ketiga, tujuan agama adalah untuk memuliakan manusia, karena agama memanifestasikan manfaat dan kemakmuran dan memberikan kemudahan dalam hidup mereka, tidak memberikan kesulitan, apalagi intimidasi, teror, dan sebagainya. Keempat, kebenaran agama diarahkan pada penciptaan tatanan sosial, karena menurutnya agama mengajarkan moral dan tatanan kehidupan lainnya. Jika nilai agama tidak muncul dalam kehidupan, itu berarti bahwa ia belum menemukan kebenaran agama sebagai makhluk hidup. Hal yang paling penting, menurutnya, adalah bahwa pemahaman orang tentang kebenaran agama dibangun di atas realitas empiris dalam pengalaman hidup manusia.
8. Hasil Pemikiran Jalaludin Rahmat
Hasil penelitian pemikiran Jalaluddin Rakhmat tentang pendidikan Islam dapat diidentifkasikan antara lain: landasan filosofis pendidikan Islam harus dibangun di atas pondasi yang kuat, baik sisi epistemologi, konsep manusia dengan merujuk pada sumber normatif yaitu al-Qur'an dan Sunnah. Epistemologi Islam sudah jelas, sebagaimana konsepnya Jalaluddin Rakhmat, tidak mengenal pada dikotomik, nilai spritualitas-sufistik, serta holistik. Konsep manuisa dapat disimpulkan bahwa manusia Musayyar, manusia dari sisi basyar yang tersusun unsur-unsur materi, maka secara otomatis tunduk terhadap hukum-hukum takdir tuhan, Mukhoyyar, manusia dari sisi insan dan al-Nas yang dibekali sifat-sifat rabbaniyah dan hembusan nilai Ilahiyah, manusia diberi jaminan oleh Tuhan dengan suatu kebebasan dan kreatif. Hakikat manusia yang paling esensial menurut Jalaluddin Rakhmat adalah bahwa manusia diberi kemampuan dalam mengembangkan Ilmu Dan Iman, Secara khas pemikiran Jalaluddin Rakhmat tentang pendidikan Islam mengisyartkan bahwa: pendidikan harus memperhatikan perpaduan antara tubuh dengan jiwa., manusia memiliki kemampuan hampir tidak ada batasnya, dimensi spiritual (mistikal), mampu memberikan pengetahuan baik substansi maupun proses. harus menanamkan sifat inklusif (terbuka) dan kritis; serta melatih peserta didik untuk menerima, mengolah, dan menyampaikan informasi. Pendidikan Islam juga mampu menyiapkan peserta didiknya unggul dalam ekonomi, Penddikan Islam harus mampu memberikan internalisasi nilai-nilai spiritual, Pendidikan yang mampu memberikan pencerahan spiritual, yaitu pencerahan yang mengantarkan pada keakraban, cinta, keberanian, nilai eskatis dan kemabukan dalam diri sang Khaliq (Allah) disamping itu juga pendidikan Islam menurut Jalalauddin Rakhmat harus mampu bersaing dengan pendidikan yang lain pendidikan yang mampu memberikan jawaban akan tantangan turbulensi globalisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar