Berprilaku mulia sesuai tuntunan Al-Qur’an dan Hadits
Bekeja untuk mencari nafkah adalah fitrah
manusia yang diberikan Allah. Maka manusia harus menjaga fitrah tersebut agar
tidak menyimpang dari apa yang Allah ridhai dengan melakukan pekerjaan yang
halal serta menjauhi pekerjaan yang haram. Bekerja juga dicontohkan para Nabi
untuk menjadi suri tauladan bagi umat setelahnya,
Allah berfirmak nekapa Nabi Nuh as. Dalam
QS.Hud :37
وَٱصْنَعِ ٱلْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلَا تُخَٰطِبْنِى فِى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓا۟ ۚ إِنَّهُم مُّغْرَقُونَ
“Dan buatlah
kapal dalam pandangan mata kami dan perintah serta pertolongan kami, dan kamu
berada dalam penjagaan dan penanganan kami, dan janganlah kamu meminta kami
memberikan penangguhan bagi orang-orang yang telah menzhalimi diri mereka dari
kaummu dengan kekafiran mereka, karena sesungguhnya mereka akan hanyut dalam
banjir bandang. dalam ayat ini terdapat penetapan sifat “mata” bagi Allah yang
sesuai dengan keagungannNya”.
وَعَلَّمْنَٰهُ صَنْعَةَ لَبُوسٍ لَّكُمْ لِتُحْصِنَكُم مِّنۢ بَأْسِكُمْ ۖ فَهَلْ أَنتُمْ شَٰكِرُونَ
“Dan Allah mengistimewakan Dawud dengan mengajarkannya cara
membuat baju besi yang dia buat dalam bentuk kepingan bulat yang saling terkait
satu sama lainnya yang memudahkan tubuh untuk bergerak; yang berfungsi
melindungi para pasukan perang dari sabetan senjata pada tubuh mereka. Maka
apakah kalian bersyukur terhadap nikmat Allah yang tercurah pada kalian ketika
Dia kirimkan melalui tangan Dawud?” (QS.al-Anbiya :80)
contoh teladan
tersebut hendaknya menjadi dorongan bagi para pelajar Muhammadiyah untuk
memiliki etos kerja yang tinggi, apapun pekerjaannya harus dapat mempertahankan
kedekatan diri kepada Allah. Walaupun para Nabi mengemban amanah yang berat
untuk berdakwah menyeru manusia kepada tauhid, akan tetapi tetap memenuhi
kewajibannya untuk mencari nafkah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar