MERAIH CINTA ALLAH
DENGAN BERSUNGGUH-SUNGGUH DALAM
BEKERJA
Pertemuan 5 :
A.
Etos Kerja
dalam Perspektif Islam
a.
Pengertian Etos
Kerja
Etos berarti pandangan hidup yang khas dari
suatu golongan sosial. Secara etimologis, kata etos berasal dari bahasa Yunani,
yaitu ethos yang berarti: sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan
atas sesuatu.1 Menurut John M Echols dan Hassan Shadily ethos adalah "jiwa
khas suatu bangsa",2 di mana sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu,
tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat.
Etos dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh
budaya, serta sistem nilai yang meyakininya. Dari kata etos ini, dikenal pula
kata etika, etiket yang hampir mendekati pengertian akhlak atau nilai-nilai
yang berkaitan dengan baik-buruk (moral). Sedangkan secara terminologi kata
etos diartikan sebagai suatu aturan umum, cara hidup, tatanan dari prilaku atau
sebagai jalan hidup.
Manusia adalah makhluk pekerja. Dengan bekerja
manusia akan mampu memenuhi segala kebutuhannya agar tetap bertahan. Karena
itu, bekerja adalah kehidupan. Sebab melalui pekerjaan itulah, sesungguhnya
hidup manusia bisa lebih berarti. Manusia harus bekerja dan berusaha sebagai
manifestasi kesejatian hidupnya demi menggapai kesuksesan dan kebahagiaan
hakiki, baik jasmaniah maupun rohaniah, dunia dan akhirat. Namun bekerja tanpa
dilandasi dengan semangat untuk mencapai tujuan tentu saja akan sia-sia atau
tidak bernilai. Inilah yang biasa dikenal dengan istilah "etos kerja"
b.
Etos Kerja
Dalam Sudut Pandang Islam
Sebagai agama yang bertujuan mengantarkan hidup
manusia kepada kesejahteraan dunia dan akhirat, lahir dan batin, Islam telah
membentangkan dan merentangkan pola hidup yang ideal dan praktis. Pola hidup
Islami tersebut dengan jelas dalam Al-Quran dan terurai dengan sempurna dalam
sunnah Rasulullah s.a.w.
Agama Islam adalah agama serba lengkap, yang di
dalamnya mengatur seluruh aspek kehidupan manusia baik kehidupan spiritual
maupun kehidupan material termasuk di dalamnya mengatur masalah Etos kerja.
Secara implisit banyak ayat al Qur'an yang menganjurkan umatnya untuk bekerja
keras,
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ
وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya: Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka
Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan
kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.
Nabi SAW bersabda, "Barang siapa bersore
hari dalam kondisi kelelahan karena pekerjaan yang dilakukannya maka ia bersore
hari dalam keadaan diampuni (oleh Allah)." (HR Thabrani, al-Mundziri, dan
al-Ashbahani).
Al Qur'an dan Hadis tersebut menganjurkan
kepada manusia, khususnya umat Islam agar memacu diri untuk bekerja keras dan
berusaha semaksimal mungkin, dalam arti seorang muslim harus memiliki etos
kerja tinggi sehingga dapat meraih sukses dan berhasil dalam menempuh kehidupan
dunianya di samping kehidupan akheratnya.
Namun dalam realitas kehidupan, masih banyak
bangsa Indonesia khususnya umat Islam yang bersikap malas, tidak disiplin,
tidak mau kerja keras, dan bekerja seenaknya. Hal ini didukung kenyataan berupa
kebiasaan yang disebut dengan "jam karet", maksudnya kalau
mengerjakan sesuatu sering tidak tepat waktu atau sering terlambat dan
sebagainya. Ini berarti bahwa bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya umat
Islam masih memiliki etos kerja rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar