Selasa, 06 Oktober 2020

MATERI : TARIH ISLAM (12)

 

KEMAJUAN PERADABAN ISLAM DI DUNIA

1.           Baghdad

            Kota Baghdad didirikan oleh dinasti Abbasyiyah oleh khalifah Abu Ja’far Al-Mansur (754-755 M) sebagai ibu kota republik irak sejak tahun 1932 M, kota-kota terbesar di timur tengah ini merupakan kota metropolis Islam, sekaligus menjadi pusat Ilmu Pengetahuan, kebudayaan, peradaban dan pusat perdagangan terbesar di dunia. Para sejarawan modern cenderung mengakui nama Baghdad itu berasal dari bahasa Persia yang berarti “Pemberian Allah” atau nama bahasa Inggrisnya “Gift of  God”. Sejak tahun 145 H /762 M, yakni sejak zaman Islam klasik Baghdad menjadi kota penting sebagai kota Dinasti Abbasyiyah selama kurang lebih 500 tahun sejak Abu Ja’far al- Ma’ mun (754-755 M) sampai al – Mu’tashim (1241 – 1258 M).

Di antara beberapa kemajuan peradaban kota Baghdad adalah sebagai berikut :

1)      Dalam bidang perekonomian, Khalifah al-Mahdi memperbaiki system pertanian dengan cara perbaikan irigasi sehingga produksi gandum, beeras, kurma, dan zaitun melimpah

2)      Dalam bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan, Khalifah Harun Ar-Rasyid memanfaatkan kemajuan ekonomi untuk pengembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Diantarannya, yaitu mendirikan sekolah pendidikan dokter, mendirikan perpustakaan terbesar dengan nama Baitul Hikmah yang di gunakan sebagai pusat studi, pusat penerjemah, dan penelitian berbagai ilmu pengetahuan.

3)      Dalam bidang sosial Khalifah Harun Ar-Rasyid membangun Rumah sakit umum, pendidikan dokter, dan pendidikan farmasi.

4)      Dalam bidang sastra, kota Baghdad terkenal dengan hasil karya yang indah dan di gemari banyak orang. Di antara karya sastra yang terkenal adalah Alfu Lailah wa Lailah (Kisah Seribu Satu Malam).

 

3.      Kairo (Mesir)

            Setelah panglima Jauhar As-Sigili menduduki Mesir pada tahun 358 H, maka ia mengambil keputusan untuk memindahkan pusat pemerintahan dati Fushat, ke kota yang di bangun. Pada tanggal 17 Sya’ban 358 H/969 M, Jauhar As-Sigili memulai pembangunan kota baru untuk ibu kota Dinasti Fatimiyah. Kota ini mula-mula di beri nama “Manshuriyah” di nisbatkan kepada Mansur Al-Mu’iz Lidinilah. Setelah Mu’iz sampai di Mesir namanya di ubah menjadi “Qahirah Mu’iziyah”.

Kebijakan besar yang di ambil pada masa pemerintahan Al-Mu’iz adalah kebijakan di bidang :

a)      Administrasi, ia mengangkat seseorang wazir (menteri) untuk melaksanakan tugas-tugas kenegaraan

b)      Ekonomi, ia member gaji khusus kepada tentara, personalia istana, dan pejabat pemerintahan lainnya.

c)      Agama, di Mesir diadakan empat lembaga peradilan, dua untuk Mazhab Syi’ah dan dua untuk Mazhab Sunni.

Pada masa pemerintahan Al-Hakim (996-1021 M) didirikan Bait al-Hikmah , terinspirasi dari lembaga yang sama didirikan oleh Al-Ma’mun di Baghdad. Di lembaga ini banyak sekali koleksi-koleksi buku. Lembaga ini juga merupakan pusat pengkajian astronomi, kedokteran dan ajaran-ajaran Islam.

 

4.      Isfahan (Persia)

Isfahan adalah kota terkenal di Persia, yang pernah di jadikan ibu kota kerajaan Safawi. Kota ini merupakan gabungan dari dua kota sebelumnya yaitu Jayy, tempat berdirinya Syharasta, Yahudiyyah yang beragama Yahudi. Ada beberapa pendapat tentang kapan kota ini di taklukan oleh tentara Islam. Pendapat pertama mengatakan penaklukkan itu terjadi pada tahun 19 H/ 640 M di bawah pimpinan Abdullah Ibn ‘Atban atas perintah Umar Ibn Al “khaththab untuk menaklukkan kota Jayy yang merupakan salah satu ibu kota Provinsi Persia waktu itu.

Pendapat lain, yaitu Al-Thabari, menyebutkan bahwa penaklukan itu terjadi pada tahun 21 H/642 M.

Dalam bidang ilmu pengetahuan muncul beberapa tokoh, seperti :

a.       Baha’iddin al-Syairazi

b.      Sadr al-Din al-Syairazi penulis buku al-Hikmah al-Muta’aliyaah

c.       Muhammad Baqir bin Muhammad Damad, (peneliti kehidupan lebah)

Dalam bidang infrakstruktur, sultan-sultan Safawi membangun Isfaham sebagai ibu kota kerajaan dengan begitu indahnya, di sekitarnya di bangun, masjid-masjid, rumah sakit, sekolah-sekolah, jembatan raksasa, dan istana Chihil Sutun. Ketika Abbas I wafat di ibu kota tercatat memiliki 162 masjid, 48 Akademi, 1802 penginapan, dan 273 pemandian umum, sebagaimana di sampaikan oleh Hodgson yang di kutip Moh. Nur Hakim dalam buku sejarah dan peradaban Islam.

 

 

5.     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar