KEMAJUAN
PERADABAN ISLAM DI DUNIA
1. Baghdad
Kota
Baghdad didirikan oleh dinasti Abbasyiyah oleh khalifah Abu Ja’far Al-Mansur
(754-755 M) sebagai ibu kota republik irak sejak tahun 1932 M, kota-kota
terbesar di timur tengah ini merupakan kota metropolis Islam, sekaligus menjadi
pusat Ilmu Pengetahuan, kebudayaan, peradaban dan pusat perdagangan terbesar di
dunia. Para sejarawan modern cenderung mengakui nama Baghdad itu berasal dari
bahasa Persia yang berarti “Pemberian Allah” atau nama bahasa Inggrisnya “Gift
of God”. Sejak tahun 145 H /762 M, yakni
sejak zaman Islam klasik Baghdad menjadi kota penting sebagai kota Dinasti
Abbasyiyah selama kurang lebih 500 tahun sejak Abu Ja’far al- Ma’ mun (754-755
M) sampai al – Mu’tashim (1241 – 1258 M).
Di
antara beberapa kemajuan peradaban kota Baghdad adalah sebagai berikut :
1)
Dalam
bidang perekonomian, Khalifah al-Mahdi memperbaiki system pertanian dengan cara
perbaikan irigasi sehingga produksi gandum, beeras, kurma, dan zaitun melimpah
2)
Dalam
bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan, Khalifah Harun Ar-Rasyid memanfaatkan
kemajuan ekonomi untuk pengembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Diantarannya, yaitu mendirikan sekolah pendidikan dokter, mendirikan
perpustakaan terbesar dengan nama Baitul Hikmah yang di gunakan sebagai pusat studi,
pusat penerjemah, dan penelitian berbagai ilmu pengetahuan.
3)
Dalam
bidang sosial Khalifah Harun Ar-Rasyid membangun Rumah sakit umum, pendidikan
dokter, dan pendidikan farmasi.
4)
Dalam
bidang sastra, kota Baghdad terkenal dengan hasil karya yang indah dan di
gemari banyak orang. Di antara karya sastra yang terkenal adalah Alfu Lailah wa
Lailah (Kisah Seribu Satu Malam).
3.
Kairo
(Mesir)
Setelah
panglima Jauhar As-Sigili menduduki Mesir pada tahun 358 H, maka ia mengambil
keputusan untuk memindahkan pusat pemerintahan dati Fushat, ke kota yang di
bangun. Pada tanggal 17 Sya’ban 358 H/969 M, Jauhar As-Sigili memulai
pembangunan kota baru untuk ibu kota Dinasti Fatimiyah. Kota ini mula-mula di
beri nama “Manshuriyah” di nisbatkan kepada Mansur Al-Mu’iz Lidinilah. Setelah
Mu’iz sampai di Mesir namanya di ubah menjadi “Qahirah Mu’iziyah”.
Kebijakan
besar yang di ambil pada masa pemerintahan Al-Mu’iz adalah kebijakan di bidang
:
a)
Administrasi,
ia mengangkat seseorang wazir (menteri) untuk melaksanakan tugas-tugas kenegaraan
b)
Ekonomi,
ia member gaji khusus kepada tentara, personalia istana, dan pejabat
pemerintahan lainnya.
c)
Agama,
di Mesir diadakan empat lembaga peradilan, dua untuk Mazhab Syi’ah dan dua
untuk Mazhab Sunni.
Pada masa
pemerintahan Al-Hakim (996-1021 M) didirikan Bait al-Hikmah , terinspirasi dari
lembaga yang sama didirikan oleh Al-Ma’mun di Baghdad. Di lembaga ini banyak
sekali koleksi-koleksi buku. Lembaga ini juga merupakan pusat pengkajian
astronomi, kedokteran dan ajaran-ajaran Islam.
4.
Isfahan
(Persia)
Isfahan adalah kota terkenal di
Persia, yang pernah di jadikan ibu kota kerajaan Safawi. Kota ini merupakan
gabungan dari dua kota sebelumnya yaitu Jayy, tempat berdirinya Syharasta,
Yahudiyyah yang beragama Yahudi. Ada beberapa pendapat tentang kapan kota ini
di taklukan oleh tentara Islam. Pendapat pertama mengatakan penaklukkan itu
terjadi pada tahun 19 H/ 640 M di bawah pimpinan Abdullah Ibn ‘Atban atas
perintah Umar Ibn Al “khaththab untuk menaklukkan kota Jayy yang merupakan salah
satu ibu kota Provinsi Persia waktu itu.
Pendapat
lain, yaitu Al-Thabari, menyebutkan bahwa penaklukan itu terjadi pada tahun 21
H/642 M.
Dalam
bidang ilmu pengetahuan muncul beberapa tokoh, seperti :
a.
Baha’iddin
al-Syairazi
b.
Sadr
al-Din al-Syairazi penulis buku al-Hikmah al-Muta’aliyaah
c.
Muhammad
Baqir bin Muhammad Damad, (peneliti kehidupan lebah)
Dalam bidang
infrakstruktur, sultan-sultan Safawi membangun Isfaham sebagai ibu kota
kerajaan dengan begitu indahnya, di sekitarnya di bangun, masjid-masjid, rumah
sakit, sekolah-sekolah, jembatan raksasa, dan istana Chihil Sutun. Ketika Abbas
I wafat di ibu kota tercatat memiliki 162 masjid, 48 Akademi, 1802 penginapan,
dan 273 pemandian umum, sebagaimana di sampaikan oleh Hodgson yang di kutip
Moh. Nur Hakim dalam buku sejarah dan peradaban Islam.
5.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar