Minggu, 31 Januari 2021
MATERI: AKIDAH AKHLAK (5)
C. Menampilkan Perilaku Iman kepada Qadha dan Qadar
2. Ikhtiar
Ikhtiar secara bahasa artinya memilih. secara istilah ikhtiar adalah usaha seorang hamba untuk memperoleh apa yang di kehendakinya. orang yang berikhtiar berarti dia memilih suatu pekerjaan kemudian dia melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh agar dapat berhasil dan sukses.
Dan sebagai seorang muslim di wajibkan untuk senantiasa berikhtiar sekuat tenaga dan sepol kemampuanya. setelah dia berikhtiar maka dia harus menyerahkan segala usahanya kepada allah swt.
Dalil-Dalil Tentang Ikhtiar
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ * سورة الرعد 11
Artinya : … Sesungguhnya allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri … ( QS. Ar-Ra’du 11 )
Ikhtiar dicerminkan melalui sikap gigih, kerja keras, pantang menyerah, sabar dalam menghadapi rintangan dan tidak mudah putus asa. Ikhtiar juga harus dilakukan dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki, baik potensi yang ada dalam dirinya, maupun potensi lain di luar dirinya. Dalam hal ini, ikhtiar dibedakan ke dalam dua macam, yaitu ikhitar lahir dan ikhtiar batin.
Ikhtiar lahir adalah usaha secara sungguh-sungguh dengan mengerahkan segala potensi yang dimiliki, seperti tenaga,pikiran,waktu, biaya, dan bahkan nyawa sekalipun. Ikhtiar secara lahir juga berarti berusaha secara totalitas, bukan usaha yang setengah-setengah. Demi mewujudkan harapan, semua potensi yang dimiliki dikerahkan secara totalitas.
Ikhtiar batin adalah usaha untuk meraih keinginan dengan memohon pertolongan kepada Allah Swt dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah Swt serta banyak melakukan ibadah. Menyandarkan segala harapan kepada Allah Swt dalam setiap doa disertai dengan usaha meningkatkan kualitas ibadah, baik yang wajib maupun sunnah.
3. Tawakkal
Tawakal (bahasa Arab: توكُل) atau tawakkul berarti mewakilkan atau menyerahkan. Dalam agama Islam, tawakal berarti berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan.
Imam al-Ghazali merumuskan definisi tawakkal sebagai berikut, "Tawakkal ialah menyandarkan kepada Allah swt tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepadaNya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram.
Menurut ajaran Islam, tawakkal itu adalah tumpuan terakhir dalam suatu usaha atau perjuangan. Jadi arti tawakkal yang sebenarnya -- menurut ajaran Islam -- ialah menyerah diri kepada Allah swt setelah berusaha keras dalam berikhtiar dan bekerja sesuai dengan kemampuan dalam mengikuti sunnah Allah yang Dia tetapkan.
Misalnya, seseorang yang meletakkan sepeda di muka rumah, setelah dikunci rapat, barulah ia bertawakkal. Pada zaman Rasulullah saw ada seorang sahabat yang meninggalkan untanya tanpa diikat lebih dahulu. Ketika ditanya, mengapa tidak diikat, ia menjawab, "Saya telah benar-benar bertawakkal kepada Allah". Nabi saw yang tidak membenarkan jawaban tersebut berkata, "Ikatlah dan setelah itu bolehlah engkau bertawakkal."
Allah Swt Berfirman:
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. ( Q.S Ali Imran ayat 159)
Referensi: https://tafsirweb.com/1291-quran-surat-ali-imran-ayat-159.html
Rabu, 27 Januari 2021
MATERI: AL QURAN (4)
C. Ayat Al Quran dan Hadits tentang Berbuat baik Terhadap Manusia
1. Q.S Al Baqarah ayat 83
وَاِذۡ اَخَذۡنَا مِيۡثَاقَ بَنِىۡٓ اِسۡرَآءِيۡلَ لَا تَعۡبُدُوۡنَ اِلَّا اللّٰهَ وَبِالۡوَالِدَيۡنِ اِحۡسَانًا وَّذِىالۡقُرۡبٰى وَالۡيَتٰمٰى وَالۡمَسٰکِيۡنِ وَقُوۡلُوۡا لِلنَّاسِ حُسۡنًا وَّاَقِيۡمُوا
الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّکٰوةَ ؕثُمَّ تَوَلَّيۡتُمۡ اِلَّا قَلِيۡلًا مِّنۡکُمۡ وَاَنۡـتُمۡ مُّعۡرِضُوۡنَ
Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, "Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat." Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang.
2. Isi Q.S Al Baqarah ayat 83
Dalam ayat ini Allah mengingatkan Nabi Muhammad SAW atas janji Bani Israil yang harus mereka penuhi. Namun mereka mengingkari semua itu secara sengaja, padahal mereka mengetahui dan mengingatnya. Allah Swt memerintahkan mereka agar beribadah kepada Nya dan tidak akan menyembah sesuatu selain Allah Swt.
Perintah menyembah kepada Allah berlaku juga pada seluruh makhluknya. Hak Allah yang paling tinggi dan agung adalah senantiasa diibadahi dan tidak disekutukan dengan apapun.
Setelah itu disusul dengan hak sesama makhluk Allah Swt. hak yang paling ditekankan adalah perintah berbuat baik kepada orang tua. Hal tersebut merupakan amal kebajikan tertinggi, karena melalui kedua orang tua itulah Allah Swt. menciptakan manusia.
Sesudah Allah Swt menyebutkan hak kedua orang tua, disebutkan pula hak kerabat /kaum keluarga, yaitu berbuat baik kepada mereka, Kemudian disebutkan pula hak orang-orang yang menerima bantuan, yaitu anak yatim dan orang miskin.
Setelah memerintahkan berbuat baik kepada keluarga, anak yatim, dan orang miskin, Allah Swt memerintahkan agar mengucapkan kata kata yang baik kepada sesama manusia, yang dimaksud adalah ucapan yang lemah lembut dan baik, termasuk amar ma'ruf nahi munkar.
Kemudian Allah Swt memerintahkan kepada Bani Israil agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat. Ruh salat itu adalah keikhlasan dan ketundukan kepada Allah Swt. Tanpa ruh salat itu salat tidak ada maknanya apa-apa. Orang orang bani israil mengabaikan ruh tersebut dari dulu hingga turun al quran, bahkan sampai sekarang. Demikian juga dengan zakat. Kewajiban zakat bagi kaum israil juga mereka ingkari. Hanya sedikit orang yang mentaati perintah Allah pada masa Nabi Musa dan pada setiap Zaman.
Pada akhir ayat ini Allah Swt menyatakan "dan kamu masih menjadi pembangkang" Ini menunjukan kebiasaan orang-orang bani Israil dalam menyikapi perintah Allah Swt yaitu "Membangkang", sehingga tersebarlah kemungkaran dan turunlah azab kepada mereka.
Selasa, 26 Januari 2021
MATERI: TARIKH (4)
D. PEMBAHARUAN ISLAM DI INDIA
Puncak kejayaan Islam di India ada pada masa kerajaan Mughal yang dimulai oleh Babur (1526-1530), Humayun (1530-1556), Sher Shah Sur (1549-1556), Akbar yang Agung (1556-1605), Jahaghir (1605-1627), Shah Jahan (1627-1658), Aurangzeb Alamgir (1658-1707), dan terakhir pada masa Bahadur Shah II (1837-1857). Sultan ini dipecat dan dibuang oleh penjajah Inggeris ke Rangon dan meninggal di sana tahun 1862.
Sesungguhnya sesudah kematian Aurangzeb kejatuhan Islam (Mughal) mulai tampak. Ini disebabkan tiga aspek penting, yaitu : Pertama, sudah tidak ada lagi Sultan yang kuat dan berwibawa sesudahnya. Kedua, kekuatan Hindu di bawah kepimpinan Maratha semakin meningkat ditandai dengan banyak wilayah kekuasaan Islam yang melepaskan diri dari kerajaan pusat. Ketiga, penjajah Inggeris semakin kuat mencengkeram kuku-kuku jajahannya di India.
Posisi seperti ini membuat kerajaan Mughal berada di dalam dilema dan harus memilih dua jalan yang sama pahitnya. Berjuang bersama Hindu untuk menolak penjajah Inggeris, atau bekerjasama dengan Inggeris untuk melawan kekuatan Hindu. Namun pada kondisi tertekan seperti itulah umat Islam India mulai menyadari kemunduran dan kelemahan mereka sehingga timbul keinginan untuk bangkit semula.
Diantara Tokoh-tokoh pembaharu india adalah:
1. Shah Waliyullah (1703-1762 M)
Salah seorang tokoh penting dalam sejarah pembaharuan pemikiran Islam di India adalah Syah Waliullah (1703-1762), seorang ulama besar yang selalu mengikuti perkembangan umat. Di masa hidupnya dia sudah melihat bahwa umat Islam India berada dalam kondisi kritis. Dari aspek akidah, ajaran Islam sudah sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur agama Hindu sehingga melahirkan berbagai perbuatan bid’ah14. Dari aspek politik, pemerintahan Islam sudah sangat lemah, sehingga sesungguhnya kini kekuasaan berada di tangan orang Hindu. Untuk itu Syah Waliullah menulis surat kepada Raja Afghanistan, Sultan Ahmad Shah agar turun tangan menyelamatkan masyarakat Islam di India.
Selain itu dia juga melihat aspek-aspek lain yang telah merusak ajaran Islam seperti, pergantian sistem pemerintahan dari kekhalifahan menjadi sistem monarki yang absolute, perpecahan di kalangan internal umat Islam dan taklid kepada penafsiran para ulama terdahulu. Untuk itu solusi terbaik menuntaskan permasalahan di atas adalah, membuka kembali pintu ijtihad agar umat Islam hidup dinamik dan maju. Pemikiran yang dinamis ini membuatnya dianggap sebagai pembuat jembatan penghubung di antara Islam abad pertengahan kepada Islam zaman modern.
Pemikiran Shah Waliyullah adalah perlunya penerjemahan al qur an ke dalam bahasa asing. Tujuan penerjemahan ini agar masyarakat yang tidak mengerti bahasa arab dapat memahami maksud dan menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari. Pemikiran ini termasuk baru, sebab penerjemahan al quran pada saat itu masih dilarang oleh para ulama. Bahasa Al Quran adalah bahasa persia, karena banyak digunakan di kalangan pelajar india saat itu. Penerjemahan Al Quran disempurnakan Shah Waliyullah di tahun 1758M.
Shah Waliyullah menawarkan sistem kekhalifahan sebagai sistem pemerintahan yang paling ideal yang dapat memajukan umat Islam.
Senin, 25 Januari 2021
MATERI: IBADAH (4)
E. IMARAH
Tujuan berjihad adalah untuk mendapatkan ridha Allah serta menegakkan agama islam. Selanjutnya, jihad dapat mewujudkan masyarakat yang berkehidupan sesuai dengan al-quran dan sunah. Dalam ranah yang lebih luas, semnagat jihad dapat dijadikan modal dalam melaksanakan kehidupan bernegara untuk menciptakan kondisi baldatul thayyibatun wa rabbun ghafur yaitu sebuah negeri yang subur, makmur, adil dan aman.
Dalam Islam, kehidupan bernegara sering diistilahkan dengan istilah "imarah" yang berasal dari kata amara yang berarti "memerintah" yang selanjutnya imarah diartikan dengan pemerintah. keberadaan pemerintah diperlukan sebagai sarana untuk mewujudkan terlaksanakanya ajaran Islam. Agama islam akan sulit terlaksana apabila tidak ada pemerintahan negara, misalnya hukum pidana tidak mungkin dapat diterapkan tanpa adanya kekuasaan yang memaksa.
Negara Indonesia berdiri melalui serangkaian proses panjang, para pejuang yang telah gugur mendahului kita mampu melaksanakan praktik jihad dengan teguh. Para pejuang rela mengorbankan diri mereka untuk mengusir para penjajah, sebagaimana yang dilakukan oleh Panglima Jenderal Soedirman. Beliau dengan ikhlas memimpin perang gerilya untuk mengusir penjajah dari tanah Indonesia. Meskipun didera sakit, beliau tetap teguh memimpin gerilya menempuh jarak puluhan kilometer dengan ditandu para pengawalnya. Sebagaimana kita tahu, Jenderal Soedirman adalah salah satu tokoh Muhammadiyah yang sangat inspiratif dan tekun mengikuti kegiatan Pandu Hizbul Wathan.
Perjuangan para pendidik juga yang memberikan pembelajaran kepada masyarakat agar tidak mudah dibodohi oleh penjajah juga tidak bisa dilepaskan dari sejarah berdirinya negara Indonesia. K.H Ahmad Dahlan berjihad mencerdaskan masyarakat dengan pendidikan Muhammadiyah. Melalui pendidikan Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan membekali para murid dengan memadukan ilmu agama dan ilmu umum.
Dasar hukum Imarah tertera dalam Q.S Annisa ayat 59
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اَطِيۡـعُوا اللّٰهَ وَاَطِيۡـعُوا الرَّسُوۡلَ وَاُولِى الۡاَمۡرِ مِنۡكُمۡۚ فَاِنۡتَنَازَعۡتُمۡ فِىۡ شَىۡءٍ فَرُدُّوۡهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوۡلِ اِنۡ كُنۡـتُمۡ تُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰهِ وَالۡيَـوۡمِ الۡاٰخِرِ ؕ ذٰلِكَ خَيۡرٌ وَّاَحۡسَنُ تَاۡوِيۡلً
Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Demikian, dapat disimpulkan bahwa imarah memiliki fungsi untuk menjalankan kehidupan bernegara sesuai dengan syariat islam yang membawa terciptanya masyarakat yang adil makur dan sejahtera.
Muhammadiyah memegang teguh dan berkomitmen terhadap NKRI. Peneguhan komitmen terbaru adalah dicetuskanya gagasan daarul ahdi wa syahdah , yaitu gagasan yang menyebutkan bahwa Indonesia adalah negara Pancasila.
Minggu, 24 Januari 2021
MATERI : AKIDAH AKHLAK (4)
C. Menampilkan Perilaku Iman kepada Qadha dan Qadar
1. Optimis
Dalam sudut pandang islam, optimis lebih dikenal dengan istilah raja' yaitu sikap berharap kepada Allah Swt untuk segala hal yang baik di masa datang. Dalam hal ini Imam Al Ghazali mengatakan bahwa hakikat optimis adalah kealpangan hati dalam menantikan hal yang diharapkan pada masa yang akan datang.
Optimisme adalah keyakinan dalam diri seseorang untuk bisa berhasil mewujudkan harapan atau keinginan. Optimisme adalah kekuatan hati dan mental dalam mengejar rahmat Allah Swt, keberanian melalui proses hidup demgan segala problematikanya tanpa rasa takut dan berputus asa.
Sifat Optimis termasuk perilaku terpuji (akhlak karimah) yang harus dimiliki seorang muslim. Seorang muslim yang memiliki sifat optimis akan selalu berfikiran positif dan berprasangka baik kepada Allah Swt. Nabi Muhammad memberikan teladan kepada kita agar senantiasa memiliki sikap optimis. Beliau bersabda:
قال النبي صلى الله عليه وسلم: لا طيرة وخيرها الفأل. قالوا: وما الفأل يا رسول الله ؟ قال: الكلمة الصالحة يسمعها أحدكم
Artinya:
“Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada rasa tiyarah (firasat buruk dan kesialan), dan yang lebih baik dari itu adalah rasa optimis. Maka ditanyakanlah kepada beliau: Apa yang dimaksud dengan rasa optimis?, Beliau bersabda: Yaitu kalimat baik yang sering didengar oleh salah seorang dari kalian.” (H.R.Ahmad)
Diantara ciri orang yang memiliki sikap optimisme adalah:
a. memiliki harapan yang baik sebelum melakukan suatu pekerjaan.
b. melakukanya dengan sepenuh hati dan perasaan senang saat melaksanakan suatu pekerjaan.
c. mensyukuri keberhasilanya dan mengevaluasi kekuranganya, setelah selesai melakukan suatu pekerjaan.
d. melihat sesuatu sebagai sebuah kesempatan, peluang, dan kemungkinan. Sebaliknya, orang uyang pesimis melihat segala sesuatu sebagai kegagalan dan ketidakmungkinan.
Sebagai pelajar, optimisme dapat kita tampilkan melalui sikap rajin dalam belajar, gigih dalam memecahkan persoalan, dan tidak suka mengeluh ketika menerima tugas dari guru. Optimisme juga dapat dicerminkan melalui sikap husnudhan terhadap diri sendiri, yaitu yakin bahwa dirinya mampu dan bisa melakukan sesuatu, berani mencoba, berani menerima tantangan, selalu siap dan tidak menolak jika ditunjuk untuk mengemban tugas.
Rabu, 20 Januari 2021
MATERI : AL QURAN (3)
Ayat Al Quran dan Hadits tentang bersyukur kepada Allah dan Berbuat baik kepada sesama
b. Hadits Riwayat Mutafaqun alaihi tentang Syukur nikmat
1. Teks Hadits Riwayat Mutafaqun alaihi
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اَللَّهِ عَلَيْكُمْ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
2. Arti Keseluruhan hadits Mutafaqun Alaihi
Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Lihatlah orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian itu lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
3. Isi Hadits Riwayat Mutafaqun alaihi
Sering kali kita sudah merasa nyaman dengan kondisi kita tapi tahu-tahu rasa nyaman itu hilang dan berganti sesak disebabkan kita membandingkan yang kita punya dengan milik orang lain yang lebih di atas. Dan jalan untuk hidup tenang bukan dengan memiliki materi seperti yang dimiliki oleh orang lain, karena jika cara ini ditempuh maka tidak ada habis-habisnya, sebab manusia tak mengenal kata puas. Tapi cara hidup tenang yang benar ialah dengan menjalankan isi kandungan hadits ini.
Ketenangan hati tidak akan tercapai kecuali dengan memiliki cara pandang yang baik dan merasa cukup dengan rizki yang Allah bagikan untuk hamba. Jika seseorang membuat dirinya merasa cukup dan mengingatkan perasaannya dengan nikmat nikmat Allah yang ada padanya maka saat itu dia akan merasakan ketentraman jiwa dan ketenangan hati.
Hadits ini menghimpun berbagai bentuk kebaikan, sebab jika sesorang melihat orang yang lebih baik darinya terkait kenikmatan dunia tentu jiwanya akan menuntut hal yang sama, ia akan menganggap rendah nikmat Allah yang ada pada dirinya, ia akan bernafsu mendapatkan kenikmatan dunia agar bisa sejajar dengan orang tersebut atau paling tidak mendekatinya.
Dengan demikian, dalam urusan dunia selalu lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu, jangan melihat orang yang berada di atasmu. Karena hal itulah cara agar kita selalu mensyukuri atas segala nikmat yang telah Allah swt. berikan. Tetapi, jika dalam urusan akhlak, budi pekerti dan ilmu pengetahuan selalu pandanglah orang-orang yang berada di atas mu sebagai motivasi untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik.
Selasa, 19 Januari 2021
MATERI : TARIKH (3)
C. PEMBAHARUAN ISLAM DI MESIR
Beberapa tokoh pembaharu islam yang ada di Mesir pada abad XVIII-XX diantaranya adalah:
1. Muhammad Ali Pasha (1765-1849 M)
Muhammad Ali, adalah seorang keturunan Turki yang lahir di Kawalla, Yunani, pada tahun 1765, dan meninggal di Mesir pada tahun 1849. Orang tuanya bekerja sebagai seorang penjual rokok, dari kecil Muhammad Ali telah harus bekerja. Ia tidak memperoleh kesempatan untuk masuk sekolah dengan demikian dia tidak pandai membaca maupun menulis. Meskipun ia tak pandai membaca atau menulis, namun ia adalah seorang anak yang cerdas dan pemberani, hal itu terlihat dalam karirnya baik dalam bidang militer ataupun sipil yang selalu sukses.
Setelah dewasa, Muhammad Ali Pasya bekerja sebagai pemungut pajak dan karena ia rajin bekerja jadilah ia disenangi Gubernur dan akhirnya menjadi menantu Gubernur. Setelah kawin ia diterima menjadi anggota militer, karena keberanian dan kecakapan menjalankan tugas, ia diangkat menjadi Perwira. Pada waktu penyerangan Napoleon ke Mesir, Sultan Turki mengirim bantuan tentara ke Mesir, diantaranya adalah Muhammad Ali Pasya, bahkan dia ikut bertempur melawan Napoleon pada tahun 1801.
Salah satu bidang yang menjadi sentral pembaruannya adalah bidang-bidang militer dan bidang-bidang yang bersangkutan dengan bidang militer, termasuk pendidikan. Kemajuan di bidang ini tidak mungkin dicapai tanpa dukungan ilmu pengetahuan modern. Atas dasar inilah sehingga perhatian di bidang pendidikan mendapat prioritas utama.
Pada masa Muhammad Ali Pasya sebenarnya pengetahuan tentang soal-soal pemerintahan, militer dan perekonomian untuk memperkuat kedudukannya, ia tidak ingin orang-orang yang dikirimnya tidak boleh lebih dalam menyelami ilmunya, sehingga mahasiswa berada dalam pengawasan yang ketat. Selain mendirikan sekolah beliau juga mengirim pelajar-pelajar ke Eropa terutama ke Paris + 300 orang. Setelah itu mereka kembali ke Mesir diberi tugas menerjemahkan buku-buku Eropa ke dalam bahasa Arab, dan mengajar di sekolahsekolah yang ada di Mesir.
2. Rifaah Badawi At-Tahtawi ( 1802-1873M)
Thahthawi dilahirkan di Thahta, sebuah kota kecil di Mesir, tiga tahun setelah Napoleon menginjakkan kakinya di Mesir. Ia melewati masa kecilnya di kota itu, mempelajari ilmu-ilmu agama dan mendengarkan cerita-cerita kejayaan Islam masa silam. Ia selalu tertarik mendengar kisah-kisah semacam itu, satu hal yang kemudian sangat mempengaruhi perjalanan intelektualnya.
Dia adalah seorang pembawa pemikiran pembaharuan yang besar pengaruhnya di pertengahan pertama dari abad ke-19 di Mesir. Dalam gerakan pembaharuan Muhammad Ali Pasya, al-Tahtawi turut memainkan peranan. Ketika Muhammad Ali mengambil alih seluruh kekayaan di Mesir harta orang tua al-Tahtawi termasuk dalam kekayaan yang dikuasai itu. Ia terpaksa belajar di masa kecilnya dengan bantuan dari keluarga ibunya. Ketika berumur 16 tahun, ia pergi ke Kairo untuk belajar di Al-Azhar. Setelah lima tahun menuntut ilmu ia selesai dari studinya di Al-Azhar pada tahun 1822.
Dua tahun kemudian dia diangkat menjadi imam mahasiswa-mahasiswa yang dikirim Muhammad Ali ke Paris . Disamping tugasnya sebagai imam ia turut pula belajar bahasa Prancis sewaktu ia masih dalam perjalanan ke Paris . Dengan adanya pengiriman mahasiswa ke Prancis maka lahirlah tokoh-tokoh mahasiswa yang brilian seperti Al Tahtawi yang pandai bahasa Prancis kemudian ditunjuk menjadi pimpinan dalam penerjemahan buku-buku teknik dan kemiliteran. Kemudian pada Tahun 1836 didirikan sekolah penerjemahan yang kemudian dirubah menjadi sekolah bahasa-bahasa asing. Al Tahtawi tugasnya mengoreksi buku-buku yang diterjemahkan murid-muridnya yang menghasilkan hampir seribu buah buku yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
3. Jamaludin Al Afghani (1838-1897 M)
Jamaluddin al-Afghani lahir di Asadabadi, Afghanistan pada tahun 1839 dan meninggal di Istanbul pada tahun 1897 M. Ia adalah seorang tokoh pemimpin politik sekaligus sebagai pembaru. Jamaluddin al-Afghani semasa hidupnya sering berpindahpindah dari satu daerah ke daerah lain. Pada usia 22 tahun ia menjadi pembantu Pangeran Dos Muhammad Khan di Afghanistan.Jamaluddin ke Mesir pada tahun 1871. Ia tinggal di Mesir selama delapan tahun, namun meskipun hanya sementara di sana, pengaruhnya di Mesir sangatlah besar.
Dalam perjalanan hidup dan aktivitasnya, al-Afghani berpindah dari satu negara ke negara lainnya, seperti India, Mesir, dan Paris. Ia mulai mendapat pendidikan di kampungnya, lalu dilanjutkannya di Kabul dan Iran. Al-Afghani disebut sebagai modernis Muslim yang pertama dan asli. Walaupun tidak melakukan modernisme di bidang Intelektual secara spesifik, ia telah menggugah kaum Muslimin untuk mengembangkan dan menyuburkan disiplin-disiplin filosofis dan ilmiah dengan memperluas kurikulum lembaga-lembaga pendidikan dan melakukan pembaharuanpembaharuan pendidikan secara umum
Pokok-pokok pemikiran Jamaluddin al-Afghani dalam mengadakan pembaharuan diantaranya :
a) Umat Islam mundur karena meninggalkan ajaran agamanya, yakni Islam yang sebenarnya.
b) Karena Statis, kurang berpegang pada taklid.
c) Meninggalkan akhlak yang tinggi dan lupa kepada Lupa kepada ilmu pengetahuan.
d) Pemerintah harus bersifat musyawarah.
Menurut Jamaluddin al-Afghani, pada intinya Islam sangat tepat dijadikan sebagai landasan bagi sebuah masyarakat modern. Islam adalah agama akal dan membebaskan penggunaan akal pikiran. Al-Afghani berdalih, bahwasanya al-Qur’an harus ditafsirkan dengan akal dan mestilah dibuka kesempatan bagi penafsiran ulang (reintrepetasi) oleh para individu dalam setiap zaman. Dengan menekankan penafsiran al-Qur’an secara rasional, al-Afghani yakin bahwa Islam mampu menjadi dasar bagi sebuah masyarakat ilmiah modern, sebagaimana ia telah menjadi dasar masyarakat muslim masa pertengahan yang dibangun berdasarkan keimanan. Selain itu ia juga berdalih bahwa jika dipahami secara baik Islam merupakan sebuah keyakinan dinamis sebab ia mendorong sikap aktif, yakni sikap tanggung jawab terhadap urusan dunia.
4. Muhammad Abduh (1849-1905 M)
Muhammad Abduh Ibn Hasan Khairullah, lahir di suatu desa di propinsi Gharbiyyah, Mesir, pada tahun 1265 H/1849 M, namun adapula yang mengatakan ia lahir sebelum tahun itu. Ayahnya bernama Abdullah Hasan Khairullah berasal dari Turki yang lama Tinggal di Mesir. Muhammad Abduh adalah seorang yang cerdas, akan tetapi pada awalnya ia tidak terlalu bersemangat dalam menuntut ilmu. Kemudian ia belajar bersama Syekh Darwisy, bersamanya Abduh menjadi semangat membaca, karena Syekh Darwisy sering mengajak Abduh untuk membaca bersama.
Setelah selesai belajar bersama Darwisy, Abduh melanjutkan studinya di al-Azar Mesir. Dalam masa studinya itu, Abduh bertemu dengan Jamaluddin al-Afghani, ia pun berguru kepadanya, ia juga menjadi murid yang paling setia. Munculnya pemikiran Muhammad Abduh tentang pendidikan di latar belakangi oleh kondisi sosial dan pemahaman keagamaan umat Islam Mesir waktu itu. Kondisi tersebut ditandai dengan pemikiran yang statis dan jumud, serta sistem pendidikan yang bersifat dualistik. Kondisi yang sesungguhnya tidak menguntungkan bagi umat Islam. Persoalan tersebut muncul karena ketidaktahuan umat Islam pada universalitas ajaran Islam yang sesungguhnya.
Hal-hal yang dilakukan oleh Muhammad Abduh dalam mengadakan pemikiran pembaharuan diantaranya : a) Mendirikan majalah ar-urwatul wusqa bersama rekannya Jamaluddin alAfghani.
b) Mengajak umat kembali kepada ajaran Islam sejati.
c) Ajaran kemasyarakatan dalam Islam dapat disesuaikan dengan zaman.
d) Taklid dihapuskan dan ijtihad dihidupkan ulama.
e) Islam katanya rasional, menghendaki akal, waktu, tidak bertentangan dengan akal, bila lahirnya ayat tidak bertentangan dengan pendapat akal maka harus dicarikan interpretasinya hingga sesuai dengan pendapat akal.
f) Islam tidak bertentangan dengan ilmu, Islam maju karena ilmu
5. Rasyid Ridha (1865-1935 M)
Syekh Rasyid Ridha adalah seorang ulama mujahid, yang membawa bendera Islam dalam kancah perjuangan. Ia lahir di Qalmoun, salah satu kota di Tharablis, Syam, tahun 1282 H atau 1865 M. Ia termasuk keturunan Sayyidina Husein bin Ali bin Abu Thalib ra yang memiliki darah keturunan Rasulullah SAW. Keluarganya sangat dijaga oleh budi pekerti yang mulia dan terkenal sebagai dai-dai Islam, menjadi suri tauladan bagi manusia dalam hal ibadah, ilmu, keutamaan dan menjaga diri serta keluhuran di mata Allah. Kemampuannya dalam memahami segala pandangannya yang menonjol inilah yang kemudian membawanya pada pemikiran-pemikiran Islam cemerlang di majalah terbitan al-Manar. Rasyid Ridha melanjutkan studinya hingga memperoleh Ijazah Alamiyah. Rasyid Ridha mulai mencoba menjalankan ide-ide pembaruan itu ketika masih berada di Suria, tetapi usaha-usahanya mendapat tantangan dari pihak Kerajaan Usmani. Ia merasa terikat dan tidak bebas. Oleh Karena itu ia memutuskan pindah ke Mesir dan mulai dekat dengan Muhammad Abduh. Mereka bertemu pertama kali pada akhir tahun 1882 sewaktu Muhammad Abduh diusir dari Mesir dan datang ke Beirut.
Hal-hal yang dilakukan oleh Rasyid Ridha dalam mengadakan pemikiran pembaharuan diantaranya :
a) Untuk mengetahui Islam yang murni harus kembali kepada Al Qur’an dan As Sunnah.
b) Ajaran Islam katanya tidak membawa kepada statis tetapi dinamis.
c) Peradaban barat tidak bertentangan dengan Islam, peradaban Barat sekarang berasal dari peradaban Islam zaman klasik.
d) Pembaharuan juga memasuki fiqh.
e) Rasyid Ridha menyalurkan pemikiran pembaharuannya melalui majalah yang diterbitkannya bernama al Manar. Majalah tersebut dibaca oleh mahasiswa yang datang dari berbagai pelosok dunia Islam yang studi di al Azhar University, selesai studi mereka kembali ke tanah airnya membawa pemikiran pembaharuan yang disampaikan oleh Rasyid Ridha. Sehingga pemikiran pembaharuan tersebut menjalar ke berbagai penjuru dunia Islam
Senin, 18 Januari 2021
MATERI : IBADAH (3)
C. KONSEP JIHAD DALAM MUHAMMADIYAH
Dalam al quran, jihad diartikan sebagai perjuangan di jalan Allah dengan berbagai macam perjuangan mulai dari yang terkecil, hingga yang terbesar. Karena itu jihad mempunyai arti yang sangat luas, tidak selalu berkonotasi sebagai perjuangan mengangkat senjata atau perang fisik semata.
Kata Jihad yang disebutkan dalam ayat-ayat Makkiyah, seperti dalam Q.S Al Ankabut ayat 6 dan 69 serta surat Furqan ayat 52, tidak dapat diartikan sebagai angkat senjata perang, sebab Nabi Saw ketika masih tinggal di Makkah dalam melaksanakan misi risalahnya tidak pernah melakukan dengan angkat senjata dengan kaum musyrikin Makkah. Padahal Rasulullah Saw diperintahkan dengan jelas untuk berjihad. Dengan demikian, jelaslah yang dimaksud dengan jihad bukanlah perang saja, melainkan juga dapat diartikan dengan bersabar, sebab sabar termasuk perjuangan yang harus diusahakan dengan sungguh-sungguh.
Berdasarkan pengertian tersebut, Muhammadiyah sejak berdiri pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/ 18 November 1912 M telah melaksanakan jihad fii sabilillah dalam arti berjuang dengan sungguh-sungguh membela dan menjunjung tinggi agama Islam. Jihad tersebut dapat dilakukan dengan cara mengembangkan pendidikan untuk mengentaskan masyarakat dari kebodohan, dan pendidikan untuk mengentaskan kemiskinan.
D. JENIS JIHAD
1. Jihad Ilmu
Ilmu merupakan kunci utama manusia dalam menjalani kehidupan. Sadar atau tidak, segala hal yang dilakukan manusiadalam kehidupan sehari-hari tidak bisa lepas dari ilmu. Manfaat menuntut ilmu ialah agar sesorang tidak akan mudah terperangkap dalam perbuatan atau tindakan yang salah. Untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat perlu adanya keseimbangan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu umum.
Dalam hal ini, Muhammadiyah berusaha berjihad dalam ranah ilmu dengan mendirikan lembaga-lembaga pendidikan. Pada sekolah Muhammadiyah diajarkan ilmu agama dan ilmu umum, adapaun perintah untuk berjihad dengan ilmu terdapat pada Q.S Attaubah ayat 122.
2. Jihad Sosial
JIhad sosial adalah jihad yang berkaitan dengan kepentingan keluarga dan masyarakat seperti orang tua, anak anak, dan hubungan silaturahim antara sesama umat islam.
Dalam bidang sosial, Muhammadiyah berjuang gigih dengan membentuk MPS ( Majelis Pelayanan Sosial) yang memiliki visi mengentaskan kemiskinan, meningkatkan kualitas hidup masyarakat inklusif melalui sistem yang terencana dan terpadu yang dilandasi semangat menegakkan keadilan. Dalam pelaksanaan kegiatanya, MPS bersinergi dengan bidang lain, misalnya dengan bidang kesehatan. Dalam hali ini MPS mengoptimalkan tata kelola rumah sakit untuk memberikan kemudahan bagi anggota dan masyarakat umum yang mengalami masalah kesehatan.
3. Jihad Politik
JIhad dalam politik yang dilakukan Muhammadiyah bukan dalam bentuk politik praktis, tetapi politik adiluhung (high politic). Dalam bidnag politik, muhammadiyah berusaha sesuai khittah, garis-garis haluan perjuangan Muhammadiyah. Salah satu khittah Perjuangan Muhammadiyah berisi pernyataan tentang Muhammadiyah dan Politik.
Dengan dakwah amar ma;ruf nahi munkar dalam arti dan proporsi yang sebenar benarnya, Muhammadiyah harus dapat membuktikan secara teoritis dan konsepsionil, secara operasionil dan secara kongkrit riil, bahwa ajaran islam mampu mengatur masyarakat dalam NKRI yang berdasar Pancasila dan UUD 1945 menjadi masyarakat yang adil dan makmur serta sejahtera,bahagia, materiil dan spirituil yang fi ridlai Allah Swt. Dalam melaksanakan usaha itu, Muhammadiyah tetap berpegang teguh pada kepribadianya.
Minggu, 17 Januari 2021
MATERI : AKIDAH AKHLAK (3)
3. Hubungan antara Qada dan Qadar
Al Quran banyak menggunakan kata Qadha yang memiliki arti kehendak atau ketetapan hukum. Sedangkan kata Qadr banyak disebutkan dalam alquran dengan berbagai macam bentuk serta bermacam-macam pula artinya.
Qadha dan Qadar memiliki hubungan yang sangat erat, keduanya tidak dapat dipisahkan karena menjadi satu kesatuan. Berdasarkan pengertian yang telah dipelajari sebelumnya, jika Qadha dimaknai sebagai kehendak dan ketetapan Allah Swt sejak zaman azali, maka Qadar adalah bentuk nyata perwujudan dari rencana dan ketetapan-Nya tersebut, dan itu terjadi sesuai dengan hukumNya. Dengan demikian jika kita mengatakan segala sesuatu terjadi berdasarkan Qadha dan Qadar Allah Swt, berarti segala sesuatu itu terjadi dengan kehendak dan ketetapan hukum Allah Swt yang telah ditentukan sebelumnya dan berjalan sesuai dengan aturan yang dibuat oleh kehendak Allah Swt serta dibawah pengetahuan-Nya.
4. Kedudukan Qadha dan Qadar dalam kehidupan manusia
Manusia memiliki kemampuan yang terbatas sesuai dengan ukuran (kadar) yang diberikan Allah Swt, misalnya manusia tidak bisa terbang, manusia tidak bisa hidup tanpa oksigen, dan masih banyak contoh-contoh lainya. hal ini merupakan kemampuan yang diberikan oleh Allah Swt kepada manusia dan manusia tidak mampu melampauinya, kecuali jika manusia menggunakan akalnya untuk membuat alat. namun demikian akal manusia mempunyai ukuran yang sangat terbatas.
disisi lain, manusia berada di bawah hukum-hukum allah Swt sehingga segala sesuatu yang dilakukanya tidak lepas dari hukum Allah yang telah mempunyai kadar dan ukuran tertentu. Hanya saja karena hukum-hukum Allah Swt tersebut cukup banyak dan manysia diberi kemampuan untuk memilih, maka manusia dapat memilih mana di antara takdir yang ditetapkan oleh Allah Swt untuk dirinya tersebut.
Kedudukan Qadha dan Qadar bagi kehidupan manusia bukan berarti mutlak menghilangkan peran manusia. Kedudukan takdir bagi manusaia adalah selarasnya kemampuan akal manusia dalam memahami dan menangkap hukum-hukum atau ketetapan Allah Swt berdasarkan petunjuk AlQuran maupun hadits Nabi Saw. dengan adanya pengetahuan berdasarkan petunjuk al quran, maka manusia bisa memilih yang baik atau yang buruk, yang benar maupun yang salah. Namun demikian kemampuan pengetahuan akal manusia itu terbatas. tidak semua nilai dapat fitangkap oleh akal. Karena itu, dalam hubunganya dengan manusia, ulama membedakan takdir kedalam dua bentuk, yaitu takdir muallaq dan takdir mubram.
1. Takdir Mubram
Macam takdir yang pertama yaitu takdir Mubram. Takdir Mubram adalah suatu ketentuan yang bersifat pasti dan tidak dapat diubah oleh siapapun.
Ini juga dikenal dengan takdir mutlak, seperti contoh bahwa takdir manusia pasti mati. Kematian adalah salah satu rahasia terbesar dalam kehidupan manusia. Tidak ada seorangpun yang tahu kapan ia akan mati, dan dalam keadaan bagaimana ia akan mati.
Tapi, siapapun manusia itu pasti akan mengalami kematian, "Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui".(Yasiin:38).
2. Takdir Muallaq
Macam takdir yang kedua yaitu takdir Muallaq. Takdir Muallad adalah suatu ketentuan berdasarkan situasi dan kondisi, seperti jika seseorang rajin belajar, maka ia akan pandai. Tapi, jika ia malas, maka ia akan bodoh.
Orang yang rajin bekerja akan kaya, dan yang malas berusaha akan miskin, sebagaimana firman-Nya: "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri". (Ar-Rad:11).
Takdir Muallaq masih dapat berubah melalui upaya, ikhtiar, dan doa sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Manusia diwajibkan mempergunakan tenaga, akal pikirannya untuk berusaha mencapai kehendak dan keinginan disertai dengan segala syarat-syarat dan perhitungan sebab-akibat.
Contoh jenis takdir ini antara lain: keberhasilan anak sekolah dalam meraih prestasi. Siswa yang berprestasi itu bukanlah siswa yang diam saja tidak belajar, dan hanya menunggu takdir. Tetapi, ia selalu berusaha dan belajar setiap hari untuk meraih cita-cita yang diharapkannya. Dengan begitu, apa yang diraihnya selain ditentukan oleh takdir Allah SWT, juga ditopang oleh usaha dan doa yang dia lakukan. Jadi, berusaha itu harus, tetapi kita juga harus berdoa dan rela menerima segala takdir yang sudah ditentukan Allah SWT.
Rabu, 13 Januari 2021
MATERI : AL-QUR'AN (2)
MEMPEROLEH RAHMAT ALLAH DENGAN BERBUAT IHSAN
2. Isi Q.S Luqman ayat 13-14 tentang bersyukur kepada Allah Swt
Imam Baihaqi Meriwayatkan dalam Q.S Luqman ayat 13-14 Allah Swt. menceritakan tentang nasihat luqman kepada anaknya. Luqman adalah anak Anqa ibnu Sadun, dan nama anaknya ilaha Tsaran. Luqman merupakan hamba yang telah menganugerahinya hikmah oleh Allah Swt., Luqman menasehati anaknya yang merupakan buah hatinya, orang yang paling dikasihinya sesuatu yang paling utama dari pengetahuanya. Hal pertama yang dia pesankan kepada anaknya ialah hendaknya ia menyembah Allah semata, jangan mempersekutukanya dengan sesuatupun. kemudian Luqman memperingatkan anaknya bahwa : "Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang besar. (Luqman/31:13).
Dalam Q.S Luqman ayat 14 Allah berfirman: Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” Mujahid mengatakan yang dimaksud dengan al wahnin (wahnin) ialah penderitaan mengandung anak. menurut Qatadah maksudnya ialah kepayahan yang berlebih-lebihan.
Kemudian firman Allah: وَّفِصٰلُهٗ فِىۡ عَامَيۡنِ "dan menyapihnya dalam dua tahun" yakni mengasuh dan menyusuinya setelah melahirkan selama dua tahun. Allah Swt menyebutkan jerih payah ibu dan penderitaanya dalam mendidik dan mengasuh anaknya, ibu selalu berjaga sepanjang siang dan malam karena mengasuh anaknya. Hal itu tidak lain untuk mengingatkan anak akan kebaikan ibunya terhadap dia.
Dalam surat ini Allah juga menjelaskan : اَنِ اشۡكُرۡ لِىۡوَلِـوَالِدَيۡكَؕ اِلَىَّ الۡمَصِيۡرُ " Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu. hanya kepada Ku lah kembalimu. Yakni sesungguhnya Allah akan membalasmu bila kamu bersyukur dengan pahala yang berlimpah.
Asbabun Nuzul Q.S Luqman ayat 13-14
Surat luqman adalah surat yang turun sebelum Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Madinah. semua ayat-ayatnya makiyah. demikian pendapat mayoritas ulama. Dinamakanya surat luqman dikarenakan surat itu mengandung berbagai wasiat dan nasehat yang sisampaikan luqman kepada anaknya.
Asapun sebab turunya ayat ini para mufasir berpendapat bahwa ayat ini tyurun terhadap permasaslahan saad bin abi waqash. tatkala dirinya memeluk islam lalu ibunya mengatakan "Wahai Saad telah sampai informasi kepadaku bahwa engkau telah condong/kepada agama Nabi Muhammad SAW. Demi Allah Swt. aku tidak akan berteduh dari teriknya matahari dan angin yang berhembus, aku tidak akan makan dan minum hingga engkau kembali kepada agama sebelumnya".
Saad adalah anak lelaki yang paling dicintainya. tetapi Saad enggan untuk itu. dan ibunya itu menjalani itu semua selama tiga hari dalam keadaan tidak makan,tidak minum serta tidak berteduh sehingga Saad pun mengkhawatirkanya. lalu Saad datang menemui Rasulullah SAW dan mengadukan sikap ibunya kepadanyamaka turunlah ayat ini.
Selasa, 12 Januari 2021
MATERI : TARIKH (2)
B. PEMBAHARUAN ISLAM DI JAZIRAH ARAB
Muhammad bin Abdul Wahab an-Najdi, lahir pada tahun 1115 H/1703 di Uyainah, Najd, Saudi Arabia. ia berasal dari Qabilah Bani Tamim. Beliau memiliki banyak pengikut dan ia menamakan dirinya sebagai Almuwahidyn (Pendukung Tauhid). Inilah sebutan nama asli untuk kelompok Muhammad bin Abdul Wahab yang dikenal dengan sebagai gerakan wahabi.
Alasan gerakan ini menamakan diri sebagai Al Muwahidun adalah karena pengikut gerakan ini percaya bahwa ajaran yang dibawa oleh Muhammad bin Abdul Wahab adalah Nabi Muhammad SAW, bukan ajaran tersendiri.
Tauhid dalam pandangan Muhammad bin Abdul Wahab ialah pengabdian (ibadah) hanya kepada Allah Swt, dengan cara yang benar-benar Meng-Esakan. Menurut Muhammad bin Abdul Wahab, setidaknya ada tiga macam Tauhid kepada Allah Swt, yaitu :
1. Tauhid Rububiyah, yaitu tauhid yang berhubungan dengan peng-Esaan Allah Swt. sebagai dzat Yang Maha Pencipta sesuatu yang terlepas dari segala macam pengaruh dan sebab.
2. Tauhid asma wa sifat, yaitu tauhid yang berhubungan dengan peng-Esaan nama dan sifat-sifat Allah Swt yang berbeda dengan segenap makhluk-Nya.
3. Tauhid Ilahiyah, yaitu Tauhid yang berhubungan dengan Peng-Esaan Allah Swt sebagai Tuhan yang wajib disembah.
Pokok ajaran Wahabi adalah menentang semua bentuk bid'ah, khurafat, dan kembali kepada ajaran pokok Al Quran dan Al Hadits. Wahabi berkembang dan maju pada abad ke-19. Dalam menjalankan Dakwahnya gerakan Wahabi selalu mengklaim sebagai yang paling murni menjalankan ajaran agama dan mengkaitkanya dengan kaum Salafi pertama yang hidup dimasa Nabi Saw.
Tujuan didirikanya Wahabi antara lain untuk :
1. Menyingkirkan segala macam bid'ah, khurafat dan berbagai tindak kesyirikan lainya.
2. Secara Politik untuk melepaskan bangsa Arab dari pengaruh bangsa Turki yang telah berkuasa bertahun tahun.
3. Ingin membangun negara Islam.
Senin, 11 Januari 2021
MATERI : IBADAH Sms Genap (2)
B. MACAM-MACAM JIHAD
1. Berjuang melawan hawa nafsu
Ibnul Qoyyim al-Jauziah mengatakan bahwaa jihad tingkat pertama yang paling tinggi adalah jihad melawan hawa nafsu ( Jihad al nafs). Maksudnya adalah berjihad dengan mencurahkan segenap usaha dan kemampuan untuk berpegang teguh pada aturan Allah Swt dan meniti jalan yang lurus. Hal ini mencakup ketaatan dan peribadahan kepada Allah Swt, menjauhi maksiat, melaksanakan kewajiban terhadap Allah, diri sendiri, umat manusia, alam dan segenap makhluk.
Jihad melawan hawa nafsu itu mempunyai beberapa tingkatan, diantaranya :
Pertama, Jihad yang berkaitan dengan upaya meningkatkan kualitas intelektual dalam rangka mencari dan mempresentasikan kebenaran agama. Hal ini karena Allah memerintahkan untik mempelajari agama dan menyiapkan pahala yang sangat besar bagi para penuntut ilmu dan orang-orang yang berilmu.
Kedua, Jihad melawan hawa nafsu juga dalam kaitannya dengan pengamalan dan pengaplikasian ilmu pengetahuan yang diperolehnya dengan penuh amanah dan ihsan, maksudnya adalah mentaati perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Ketiga, Jihad melawan hawa nafsu dengan mensosiasikan (mendakwahkan) ilmunya kepada orang lain dan mengajak mereka ke jalan Allah atas kebenaran, dengan cara yang bijak, nasihat yang baik, dan dialog dengan kelompok yang berbeda dengan cara yang baik.
Keempat, Ketabahan dan kesabaran dalam menuntut ilmu pengetahuan, mengamalkan dan mensosialisasikannya dikategorikan pula sebagai jihad melawan hawa nafsu.
Dari sini kita tahu bahwa diantara aspek terpenting jihad melawan hawa nafsu ini adalah kita harus melatih jiwa dan diri agar dapat terjun ke medan pertempuranjihad lainnya. Sesungguhnya, jihad melawan hawa nafsu merupakan tingkatan penting dari tingkatan-tingkatan jihad di jalan Allah, sebagaimana telah disyariatkan Islam. Hal ini harus diletakkan pada tempatnya, tidak dibiarkan secara mutlak, tidak diambil lebih banyak dari yang ditentukan, dan tidak melanggar macam-macam jihad lainnya.
2. Berjuang melawan Setan
Allah Swt dengan sengaja menciptakan Syaitan untuk menyesatkan manusia. Makhluk yang dicipta dari api ini senantiasa mengajak kepada keburukan, menghasut, menciptakan permusuhan dan kedengkian dan menggelincirkan manusia dengan cara yang lain. Hikmah dari diciptakanya setan adalah agar manusia termotivasi untuk berjihad dan berjuang melawanya.
Paling tidak ada tiga alasan penting mengapa orang-orang wajib berjihad melawan setan. Alasan pertama, karena setan adalah pemimpin orang-orang kafir. Kedua, sebagian besar manusia telah dapat disesatkan oleh setan. Ketiga, setan adalah musuh yang nyata. Sebagaimana firman Allah swt dalam Q.S Fathir ayat 6.
اِنَّ الشَّيۡطٰنَ لَـكُمۡ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوۡهُ عَدُوًّا ؕ اِنَّمَا يَدۡعُوۡا حِزۡبَهٗ لِيَكُوۡنُوۡا مِنۡ اَصۡحٰبِالسَّعِيۡرِؕ
"Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala".
Ada dua tingkatan dalam berjihad melawan setan. Pertama berjihad melawan setan dengan membuang segala kebimbangan dan keraguan dalam keimanan. Kedua, berjihad melawan setan dengan menolak keinginan berbuat kerusakan dan menolak syahwat yang diberikan olehnya.
3. Berjuang melawan musuh yang nyata
Menilik praktik yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. dalam melaksanakan jihad melawan musuh, nampak bagi kita bahwa islam adalah agama perdamaian, agama yang dilandasi toleransi yang mendalam. Jika ada ayat al quran yang memerintahkan untuk memerangi orang kafir, bukan berarti mereka memiliki keyakinan yang berbeda namun karena membela diri dari serangan orang-orang yang memerangi islam.
Dalam alquran maupun hadits terdapat beberapa alasan perintah untuk berjihad dengan perang sebagai berikut:
a. Karena umat islam dianiaya
b. Untung menjunjung tinggi agama Islam
c. Untuk mempertahankan diri, membela hak dan kehormatan
d. Untuk membatasi fitnah, kekacauan dan kedzaliman
e. Untuk membersihkan kaum muslimin dari pengaruh syirik.
اُذِنَ لِلَّذِيۡنَ يُقٰتَلُوۡنَ بِاَنَّهُمۡ ظُلِمُوۡا ؕ وَاِنَّ اللّٰهَ عَلٰى نَـصۡرِهِمۡ لَـقَدِيۡرُ
"Diizinkan (berperang) kepada orang-orang yang diperangi, karena sesung-guhnya mereka dizhalimi. Dan sung-guh, Allah Mahakuasa menolong mereka itu," ( Q.S Al Hajj : 39 )
Minggu, 10 Januari 2021
AQIDAH AHLAK (2) : Mengimani Qodho dan Qodar
1. Pengertian Iman Kepada Qodho dan Qodar
Beriman kepada Qodho dan qodar berarti kita meyakini adanya ketentuan Alloh Swt yang berlaku bagi seluruh makhluknsebagai bukti kekuasaan-Nya.
Iman kepada Qodho dan Qodar juga berarti percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Alloh Swt telah menentukan segala sesuatu bagi makhluk-Nya, agar manusia bertambah kuat iman dan kesadrannya untuk taat kepada-Nya.
Iman kepada Qodho dan Qodar merupakan sendi utama dalam agama Islam, hukumnya adalah wajib. Tidak sempurna iman seseorang tanpa mengimani Qodho dan Qodar. Tanpa beriman kepada Qodho dan qodar berarti seseorang tidak mengakui kesempurnaan ilmu Alloh Swt beserta irodah-Nya.
Al Qur'an telah menegaskan bahwa tidak ada sesuatupun yang terjadi dialam ini, melainkan apa yang Alloh Swt kehendaki dan apa yang Alloh ketahui. Orang yang mengingkari Qodho dan Qodar, berarti ia mendustakan ayat-ayat Alloh Swt.
2. Perintah Iman kepada Qodho dan Qodar.
Perintah untuk beriman kepada Qodho dan qodar dijelaskan melalui beberapa ayat Al Qur'an dan hadits Nabi Muhammad saw, diantaranya :
a. Q.S. Al Hadid (57) : 22-23
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ () لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ () الَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَمَنْ يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
Artinya:
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan d
Segala sesuatu yang terjadi atas mahluknya, termasuk yang terjadi pada diri manusia semua tercatat dalam kitab ( lauh mahfudzh), apa yang telah terjadi, apa yang sedang terjadi serta apa yang akan terjadi dimasa datang semua sudah tertuliskan oleh Alloh di lauh mahfudh.
b. Hadits Nabi Muhammad Saw.
Rabu, 06 Januari 2021
MATERI: AL QUR AN Semester Genap (1)
MEMPEROLEH RAHMAT ALLAH DENGAN BERBUAT IHSAN
1. Makna Bersyukur Kepada Allah dan Berbuat baik kepada sesama Manusia
a. Bersyukur Kepada Allah
Syukur ialah menunjukan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan melalui lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat. Dengan melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah Swt. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah. Senantiasa bersyukur dan berterimakasih kpada Allah atas limpahan nikmat Allah walau cobaan datang dan rintangan menghadang, itulah para sifat Nabi dan Rasul Allah yang mulia.
b. Berbuat Baik (Ihsan)
Menurut lughah (bahasa), Al-Ihsanberasal dari kata ahsana-yuhsinu-ihsanan yang artinya membaguskan. Ihsaana ilaihi artinya berbuat baik kepadanya.
Dalam sebuah riwayat hadist ketika Rasul Saw. ditanya tentang iman, islam, dan ihsan, dan tatkala Jibril as. menanyai Rasul Saw. tentang apa itu ihsan beliau menjawab, ihsan yaitu menyembah atau beramal kepada Allah Swt. seolah-olah engkau melihat-Nya, dan apabila engkau tidak melihat-Nya maka yakinlah bahwa sesungguhnya Allah Swt. melihat engkau.
Ihsan adalah kebajikan, tetapi bukan sekedar kebajikan biasa. Ia adalah puncak kebajikan. Kata ini digunakan untuk dua hal, pertama, memberi nikmat kepada pihak lain, dan kedua, perbuatan baik, karena itu kata ihsan lebih luas dari sekedar memberi nafkah atau nikmat.
Kepada siapa kita harus berbuat ihsan? Dilihat dari objeknya (pihak-pihak yang berhak mendapatkan perlakuan baik/ihsan dari kita), kita juga harus berbuat ihsan kepada Allah Swt. sebagai sang pencipta dan juga kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya, sebagaimana sabda Rasulullah Saw. berikut "Sesungguhnya Allah telah mewajibkan berbuat ihsan atas segala sesuatu...". (H.R. Muslim).
2. Ayat Al Quran tentang Bersyukur Kepada allah dan berbuat baik kepada sesama Manusia
(13)وَاِذۡ قَالَ لُقۡمٰنُ لِا بۡنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَىَّ لَا تُشۡرِكۡ بِاللّٰهِ ؕاِنَّ الشِّرۡكَ لَـظُلۡمٌ عَظِيۡمٌ
وَوَصَّيۡنَا الۡاِنۡسٰنَ بِوَالِدَيۡهِۚ حَمَلَتۡهُ اُمُّهٗ وَهۡنًا عَلٰى وَهۡنٍ وَّفِصٰلُهٗ فِىۡ عَامَيۡنِ اَنِ اشۡكُرۡ لِىۡوَلِـوَالِدَيۡكَؕ اِلَىَّ الۡمَصِيۡرُ 14
Artinya:
Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (13)
Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu. (14)
Selasa, 05 Januari 2021
MATERI : TARIKH (1) SEMESTER GENAP
KEBANGKITAN PEMBAHARUAN ISLAM ABAD XVIII-XIX
A. LATAR BELAKANG KEBANGKITAN PEMBAHARUAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM ABAD XVIII-XIX
Kebangkitan Umat Islam dimulai pada tahun 1800M atau abad XVIII. Periode ini merupakan periode kebangkitan kembali umat islam dari kemunduran berfikir dan berbudaya karena dunia Islam kalah dan tersingkir oleh kekuatan penjajah eropa yang membawa semangat gold,glory, dan gospel.
Pada masa ini, kalangan muslimin banyak yang mengarahkan pemikiranya untuk kemajuan agama islam. Ulama, cendekiawan muslim di berbagai wilayah islam banyak yang intens terhadap studi islam serta keortodoksanya mulai ditinggalkan.
Pada pembaharuan ini ilmu pengetahuan, kebudayaan dan ajaran Islam berkembang di berbagai negara seperti di Jazirah Arab, Mesir, Turki, India bahkan sampai ke Indonesia.
Kerajaan Islam di Malaka yang berdiri pada awal abad 15M di Semenanjung Malaya yang strategis dan merupakan kerajaan Islam ke dua di Asia Tenggara setelah Samudra Pasai, ditaklukan oleh portugis. Sejak saat itu peperangan-peperangan antara portugis melawan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia saling berkobar. Pedagang Portugis terutama menguasai Maluku yang sangat kaya akan rempah-rempah.
Pada tahun 1521 M, Spanyol datang ke Malaka dengan tujuan dagang dan menguasai beberapa Kerajaan Islam, seperti Kesultanan Maguindanao, Kesultanan Buayan, dan Kesultanan Sulu.
Kemudian pada akhir abad 16 M, Belanda dan Inggris berhasil menjajah Asia Tenggara yang berakibat melemahkan umat Islam.
Senin, 04 Januari 2021
Materi : Ibadah ( 1 ) semester genap 2021
JIHAD FII SABILILLAH DAN IMARAH
A. Pengertian dan Hukum Jihad Fii Sabilillah.
Secara Bahasa, jihad berasal dari kata jahada yang artinya bersungguh-sungguh.
Secara Istilah, jihad berati perjuangan secara sungguh-sungguh dengan mengerahkan segala potensi yang ada baik harta, pikiran, maupun tenaga sesuai dengan perintah Allah.
Adapun dalil yang memuat tentang jihad terdapat dalam al-quran surat Al-Ankabut ayat 69. Pada ayat ini, tujuan utama jihad adalah untuk mendapatkan keridhaan Allah Swt, bukan untuk mencari kesenangan, bukan untuk dianggap sebagai pahlawan dan bukan pula untuk kekuasaan.
Selanjutnya perintah jihad juga tertera pada surat At Taubah ayat 122.
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ
Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.
Sejatinya jihad adalah mengerahkan segala kemampuan untuk melaksanakan perintah -peringtah Allah. makna jihad berbeda dengan makna qital yang berarti perang. adapun perang yang dimaksudkann adalah perang dengan ketentuan dan syarat yang telah ditentukan. Apabila syarat tersebut tidak terpenuhi maka perang tidak boleh dilakukan. Berdasarkan pengertian tentang perang dan jihad dalam islam tersebut dapat difahami bahwa tuduhan negatif terhadap islam sebagai agama yang mengajarkan kekerasan samasekali tidak benar.
Hukum Jihad terbagi menjadi dua, Fardlu 'ain dan Fardlu Kifayah.
makna hukum jihad fardlu kifayah adalah jika sebagian kaum muslimin dalam kadar dan persediaan yang memadai, telah mengambil tanggung jawab melaksanakanya, maka kewajiban itu terbebas dari seluruh kaum muslimin. tetapi jika tidak ada yang melaksanakanya, maka kewajiban itu tetap dan tidak gugur, dan kaum muslimin semuanya berdosa.
hukum jihad bisa menjadi wajib (fardlu ain) jika diperintahkan oleh pemimpin atau penguasa, apabila suatu negeri telah dikepung musuh, sehingga membutuhkan orang untuk berjihad.
Minggu, 03 Januari 2021
Materi : Aqidah Ahlak (1) Semester Genap 2021
Assalamu'alaikum wr wb.
Bismillahirrokhmanirrokhiim.
Mari Belajar " Iman kepada Qodho dan Qodar "
Bagi seorang muslim tentunya berbagai peristiwa kehidupan yang dialaminya sangatlah beragam. Dan antara peristiwa yan dihadapi oleh muslim yang satu dengan yang lainnya juga berbeda. Contoh kecil adalah kadang kita mendapatkan apa yang menurut kita baik, terkadang kita juga mendapatkan sesuatu yang kurang baik atau tidak baik.
Semua yang kita lakukan, tentu sudah ada ketentuan dari Ilahi Rabbi, namun yang perlu diketahui bersama adalah kita juga tetap diharuskan untuk senantiasa berusaha dan menerima segala sesuatu yang terjadi pada diri kita masing-masing. Sehingga kita semua bisa menrima ketentuan tersebut dengan lapang dada.
Bagi orang yang beriman, tentunya juga harus tahu mengenai ketentuan-ketentuan tersebut. Dalam istilah agama Islam sering disebut dengan percaya atau iman kepada Qadha dan Qadar Allah swt. Lalu seperti apakah yang dimaksud dengan iman kepada qadha dan qadar tersebut. berikut akan diberikan penjelasan singkat mengenai perihal tersebut.
Pengertian Iman Kepada Qadha dan Qadar Allah swt.
Iman kepada Qadha dan Qadar Allah swt. Merupakan salah satu dari enam rukun iman yang harus kita percayai. Dengan menambah wawasan ini semoga kita semuanya bisa menambah dan memperkuat iman kita masing-masing.
Menurut bahasa kata qadha punya beberapa macam pengertian diantaranya adalah; hukum, kehendak, pemberitahuan dan bisa juga berarti penciptaan.
Adapun menurut istilah qadha mempunyai arti ketentuan atau ketetapan Allah terhadap makhluk-makhluk-Nya, yang sudah ada sejak zaman azali, dimana segala sesuatu itu belum terjadi. Ketentuan ini meliputi banyak hal seperti baik dan buruk, atau hidup dan matinya seseorang.
Sedangkan qadar menurut bahasa adalah kepastian, ukuran, atau peraturan. Menurut istilah, qadhar adalah ketentuan Allah yang pasti terjadi terhadap para makhluk-makhluk-Nya, yang mana ketentuan tersebut sudah ditentukan pada zaman azali sesuai dengan kehendak (iradah)-Nya.