B. MACAM-MACAM JIHAD
1. Berjuang melawan hawa nafsu
Ibnul Qoyyim al-Jauziah mengatakan bahwaa jihad tingkat pertama yang paling tinggi adalah jihad melawan hawa nafsu ( Jihad al nafs). Maksudnya adalah berjihad dengan mencurahkan segenap usaha dan kemampuan untuk berpegang teguh pada aturan Allah Swt dan meniti jalan yang lurus. Hal ini mencakup ketaatan dan peribadahan kepada Allah Swt, menjauhi maksiat, melaksanakan kewajiban terhadap Allah, diri sendiri, umat manusia, alam dan segenap makhluk.
Jihad melawan hawa nafsu itu mempunyai beberapa tingkatan, diantaranya :
Pertama, Jihad yang berkaitan dengan upaya meningkatkan kualitas intelektual dalam rangka mencari dan mempresentasikan kebenaran agama. Hal ini karena Allah memerintahkan untik mempelajari agama dan menyiapkan pahala yang sangat besar bagi para penuntut ilmu dan orang-orang yang berilmu.
Kedua, Jihad melawan hawa nafsu juga dalam kaitannya dengan pengamalan dan pengaplikasian ilmu pengetahuan yang diperolehnya dengan penuh amanah dan ihsan, maksudnya adalah mentaati perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Ketiga, Jihad melawan hawa nafsu dengan mensosiasikan (mendakwahkan) ilmunya kepada orang lain dan mengajak mereka ke jalan Allah atas kebenaran, dengan cara yang bijak, nasihat yang baik, dan dialog dengan kelompok yang berbeda dengan cara yang baik.
Keempat, Ketabahan dan kesabaran dalam menuntut ilmu pengetahuan, mengamalkan dan mensosialisasikannya dikategorikan pula sebagai jihad melawan hawa nafsu.
Dari sini kita tahu bahwa diantara aspek terpenting jihad melawan hawa nafsu ini adalah kita harus melatih jiwa dan diri agar dapat terjun ke medan pertempuranjihad lainnya. Sesungguhnya, jihad melawan hawa nafsu merupakan tingkatan penting dari tingkatan-tingkatan jihad di jalan Allah, sebagaimana telah disyariatkan Islam. Hal ini harus diletakkan pada tempatnya, tidak dibiarkan secara mutlak, tidak diambil lebih banyak dari yang ditentukan, dan tidak melanggar macam-macam jihad lainnya.
2. Berjuang melawan Setan
Allah Swt dengan sengaja menciptakan Syaitan untuk menyesatkan manusia. Makhluk yang dicipta dari api ini senantiasa mengajak kepada keburukan, menghasut, menciptakan permusuhan dan kedengkian dan menggelincirkan manusia dengan cara yang lain. Hikmah dari diciptakanya setan adalah agar manusia termotivasi untuk berjihad dan berjuang melawanya.
Paling tidak ada tiga alasan penting mengapa orang-orang wajib berjihad melawan setan. Alasan pertama, karena setan adalah pemimpin orang-orang kafir. Kedua, sebagian besar manusia telah dapat disesatkan oleh setan. Ketiga, setan adalah musuh yang nyata. Sebagaimana firman Allah swt dalam Q.S Fathir ayat 6.
اِنَّ الشَّيۡطٰنَ لَـكُمۡ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوۡهُ عَدُوًّا ؕ اِنَّمَا يَدۡعُوۡا حِزۡبَهٗ لِيَكُوۡنُوۡا مِنۡ اَصۡحٰبِالسَّعِيۡرِؕ
"Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala".
Ada dua tingkatan dalam berjihad melawan setan. Pertama berjihad melawan setan dengan membuang segala kebimbangan dan keraguan dalam keimanan. Kedua, berjihad melawan setan dengan menolak keinginan berbuat kerusakan dan menolak syahwat yang diberikan olehnya.
3. Berjuang melawan musuh yang nyata
Menilik praktik yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. dalam melaksanakan jihad melawan musuh, nampak bagi kita bahwa islam adalah agama perdamaian, agama yang dilandasi toleransi yang mendalam. Jika ada ayat al quran yang memerintahkan untuk memerangi orang kafir, bukan berarti mereka memiliki keyakinan yang berbeda namun karena membela diri dari serangan orang-orang yang memerangi islam.
Dalam alquran maupun hadits terdapat beberapa alasan perintah untuk berjihad dengan perang sebagai berikut:
a. Karena umat islam dianiaya
b. Untung menjunjung tinggi agama Islam
c. Untuk mempertahankan diri, membela hak dan kehormatan
d. Untuk membatasi fitnah, kekacauan dan kedzaliman
e. Untuk membersihkan kaum muslimin dari pengaruh syirik.
اُذِنَ لِلَّذِيۡنَ يُقٰتَلُوۡنَ بِاَنَّهُمۡ ظُلِمُوۡا ؕ وَاِنَّ اللّٰهَ عَلٰى نَـصۡرِهِمۡ لَـقَدِيۡرُ
"Diizinkan (berperang) kepada orang-orang yang diperangi, karena sesung-guhnya mereka dizhalimi. Dan sung-guh, Allah Mahakuasa menolong mereka itu," ( Q.S Al Hajj : 39 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar