D. PEMBAHARUAN ISLAM DI INDIA
Puncak kejayaan Islam di India ada pada masa kerajaan Mughal yang dimulai oleh Babur (1526-1530), Humayun (1530-1556), Sher Shah Sur (1549-1556), Akbar yang Agung (1556-1605), Jahaghir (1605-1627), Shah Jahan (1627-1658), Aurangzeb Alamgir (1658-1707), dan terakhir pada masa Bahadur Shah II (1837-1857). Sultan ini dipecat dan dibuang oleh penjajah Inggeris ke Rangon dan meninggal di sana tahun 1862.
Sesungguhnya sesudah kematian Aurangzeb kejatuhan Islam (Mughal) mulai tampak. Ini disebabkan tiga aspek penting, yaitu : Pertama, sudah tidak ada lagi Sultan yang kuat dan berwibawa sesudahnya. Kedua, kekuatan Hindu di bawah kepimpinan Maratha semakin meningkat ditandai dengan banyak wilayah kekuasaan Islam yang melepaskan diri dari kerajaan pusat. Ketiga, penjajah Inggeris semakin kuat mencengkeram kuku-kuku jajahannya di India.
Posisi seperti ini membuat kerajaan Mughal berada di dalam dilema dan harus memilih dua jalan yang sama pahitnya. Berjuang bersama Hindu untuk menolak penjajah Inggeris, atau bekerjasama dengan Inggeris untuk melawan kekuatan Hindu. Namun pada kondisi tertekan seperti itulah umat Islam India mulai menyadari kemunduran dan kelemahan mereka sehingga timbul keinginan untuk bangkit semula.
Diantara Tokoh-tokoh pembaharu india adalah:
1. Shah Waliyullah (1703-1762 M)
Salah seorang tokoh penting dalam sejarah pembaharuan pemikiran Islam di India adalah Syah Waliullah (1703-1762), seorang ulama besar yang selalu mengikuti perkembangan umat. Di masa hidupnya dia sudah melihat bahwa umat Islam India berada dalam kondisi kritis. Dari aspek akidah, ajaran Islam sudah sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur agama Hindu sehingga melahirkan berbagai perbuatan bid’ah14. Dari aspek politik, pemerintahan Islam sudah sangat lemah, sehingga sesungguhnya kini kekuasaan berada di tangan orang Hindu. Untuk itu Syah Waliullah menulis surat kepada Raja Afghanistan, Sultan Ahmad Shah agar turun tangan menyelamatkan masyarakat Islam di India.
Selain itu dia juga melihat aspek-aspek lain yang telah merusak ajaran Islam seperti, pergantian sistem pemerintahan dari kekhalifahan menjadi sistem monarki yang absolute, perpecahan di kalangan internal umat Islam dan taklid kepada penafsiran para ulama terdahulu. Untuk itu solusi terbaik menuntaskan permasalahan di atas adalah, membuka kembali pintu ijtihad agar umat Islam hidup dinamik dan maju. Pemikiran yang dinamis ini membuatnya dianggap sebagai pembuat jembatan penghubung di antara Islam abad pertengahan kepada Islam zaman modern.
Pemikiran Shah Waliyullah adalah perlunya penerjemahan al qur an ke dalam bahasa asing. Tujuan penerjemahan ini agar masyarakat yang tidak mengerti bahasa arab dapat memahami maksud dan menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari. Pemikiran ini termasuk baru, sebab penerjemahan al quran pada saat itu masih dilarang oleh para ulama. Bahasa Al Quran adalah bahasa persia, karena banyak digunakan di kalangan pelajar india saat itu. Penerjemahan Al Quran disempurnakan Shah Waliyullah di tahun 1758M.
Shah Waliyullah menawarkan sistem kekhalifahan sebagai sistem pemerintahan yang paling ideal yang dapat memajukan umat Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar